Rabu, 31 Juli 2013

Story

Chicago




                                                        (gue gapinter ngedit kak-_-v)

Player: @aselinzhrtiara
           @alvaremaldieni1
           @aqiqahpipia
           @kolaudiausie
           @salshaabesii
           @marjannicole
           @ijazahsipia
           @iqbaaleze

genre: romance,sad.

nb: ini orangnya yang nulis rada gajelas,jadi kemungkinan ceritanya juga rada gajelas. dan kemungkinan typo bertebaran dimana-mana. sorry,okey;-)

*

Aku memandang kearah luar, lewat jendela. Sore ini, seperti biasa, banyak anak yang bermain ditaman dekat rumahku, tapi aku bukan termasuk golongan anak begitu. Aku lebih menikmati lagu yang sudah sedari tadi aku putar. Aku mendengar langkah kaki, menuju sini. Aku yakin itu ayah.

"aku belum menemukan jawabannya" Kataku sebelum ayah bertanya tanpa memandang wajahnya.
"ayah tahu, ini sangat sulit. tapi, apa yang kau lakukan disini? tidak ada kan? kenapa kau tidak menerima tawaran ayah untuk ikut ayah kechicago? bukankah itu menyenangkan?" ayah memang suka begini. sangat pintar dalam memaksa orang. aku bahkan bingung kalo aku ke chicago, memangnya aku akan mendapatkan kebahagiaan?
"ayah... aku belum siap," kataku berusaha tenang
"ayah tahu, ayah mengerti perasaanmu selin. tapi ayah sudah memesan tiket, siapkan barang-barangmu" kata ayah kemudian keluar dari kamarku
"apa!?!" kali ini ayah sudah keterlaluan, yayaya aku hanya bisa pasrah. oiya,rumahku terdengar sepi sekali ya? aku hanya tinggal bertiga, itupun kalo ada ayah, kalo gaada hanya aku dan bi inah. aku mempunyai seorang kakak, namanya sipia dan eze. tapi mereka melanjutkan sekolahnya diluar negri.

***

Mungkin ayah sudah puas ketika aku sudah berdiri disini. Ya, dichicago. entah kebetulan atau apa, hari ulang tahun chicago sama seperti hari ulang tahunku, 12 agustus. aku melangkahkan kakiku dengan terpaksa menuju hotel. kemudian membaringkan tubuhku.
"hey, kau tak ingin mengenal tetangga barumu? atau kalo tidak, kau tak ingin berjalan sekitar sini?" tanya ayah, aku langsung menutup mataku dan mengabaikan perkataan ayah.
Paginya, bi inah sudah menyiapkan beberapa cupcake untuk dibagikan kebeberapa tetangga. oh iya, bi inah juga ikutan pindah disini.
ting nong...ting nong...
Pintunya terbuka, telihat seorang cowok membuka pintu, kali dilihat-lihat sepertinya baru selesai mandi, rambutnya masih basah tapi,menurut selin, cowok yang dihadapannya ini,ganteng. entah apa yang dipikirannya, menurut selin, cowok yang abis mandi itu terus rambutnya masih basah,masih berantakan, itu ganteng. (hahahahaha apa banget)
"ehm... aku mau ngasih ini, tanda perkenalan," ucap selin.
"oh... makasih" kata cowok itu tapi dia malah memasang tampang tololnya.
Sesudah itu, selin pamit karena masih banyak yang harus dibagikan cupcake. setelah membagikan cupcake, selin menyempatkan diri jalan-jalan disekitar hotel itu. hotel ini seperti rumah selin diindonesia, didepannya mempunyai taman, tapi kalau sore bukan diramekan oleh bocah, tapi diramekan oleh anak seusia selin.
"udah, bagi-baginya?" tanya ayah ketika aku sudah berada dihotel
"iya, yah"

***

Hari ini,hari pertama aku masuk di The University Of Chicago atau biasa disebut UChicago universitas tinggi. itu adalah sekolah baruku. aku sudah tidak sabar ingin merasakan semuanya, shopping bersama teman, pacaran, dan semuanya. aku berjalan menyusuri koridor sekolah. dan sampailah aku dikelasku. tidak perlu memperkenalkan diri kan? hmm..... pikirku.
aku duduk disalah satu bangku kosong. disebelahku, seorang cewek yang menurutku pointnya delapan. memiliki postur tubuh baik, cantik, matanya jernih. mungkin dia menyadariku ketika aku menatapnya, dia langsung balik menatapku sambil tersenyum.
"hai" sapanya.
"hai juga" jawabku tak lupa juga kupasang senyumku.
"siapa namamu?" tanyanya.
"selin,kau sendiri?"
"besi, kau murid pindahan kan lin?"
"yeah, aku baru pindah dua hari yang lalu dari indonesia."
"oh ya? bahasa inggrismu cukup bagus"
"he'eh.makasih,dulu ibuku sering berbicara dalam bahasa inggris tiap kali kamu mengobrol"
"ooh..dulu? sekarang tidak?" tanya besi (kepo loe(?))
"sekarang sudah tidak. ibuku sudah bahagia disana" kata selin masih tetap senyum. meski begitu, besi menyadari raut wajah selin agak berubah, besi buru-buru minta maaf.
"eh..maaf"
"yeah,no problem"

***

"mau kekantin? tadi kan tidak sempat kekantin" kata besi ketika bel tanda proses belajar mengajar telah usai.
"kau mau makan?"
"iya,aku lapar"
ketika sampai dikantin, selin memilih tempat duduk diujung tapi besi malah melarang.
"memangnya kenapa?" tanya selin heran.
"em... bangku ini udah ada yang punya.." jawab besi ragu.
"loh?"
"permisii,bukankah kau mengetahui kalo ini tempat kami?" sebelum besi menjawab terdengar suara lantang seorang cewek dan--mungkin--bersama genknya. mendengar suara itu membuat selin menatap wajah pemilik suara itu.
"ohh...murid pindahan ya? pantas saja, hey, kami kasih tau. tempat ini milik kami,dan kalian...." cewek itu belum sempat melanjutkan perkataannya, dia menatap tampang selin dan besik dengan tatapan jijik.
"kalian tidak pantas disini. minggir sana" cewek itu mendorong selin hingga hampir terjatuh, untung ada besi yang menahannya.
"eh, kalian tau kan disini itu umum! memangnya kalian siapa? hah? pemilik kantin ini?" selin tidak menerima dia diperlakukan seperti itu. mendengar itu, selin kembali dibentak.
"hey! kau berani ya melawanku?" suara cewek itu meninggi.
"why not? aku harus takut gitu sama kalian? hahaha" kata selin sambil tertawa. selin tak mau kalah, suara selin juga mulai meninggi.
"hey kau! kau bisa diam? sudahlah,terima saja kalau kami itu tempatnya disini! kau itu cuma murid pindahan dan harusnya kau sadar dengan jati diri kau sendiri!" kata teman cewek itu.
"oh yaa? aku murid pindahan?! kalo aku murid pindahan aku harus menunduk bersujud gitu didepan kalian? aku harus takut gitu? aku harus memperlakukan kalian layaknya kalian ratu gitu? hey, dengar ya, mentang-mentang aku murid baru, kau tidak pantas memperlakukanku dengan sesukamu. oh, aku baru sadar mungkin kau lah pemilik sekolah ini, tapi, jika kau pemilik sekolah ini, kau bisa bebas gitu melarang orang ini itu? kau bisa bebas gitu mengeluarkan orang dari sekolah ini karna hal sepele? tidak ya! aku tidak segampang itu!" selin menantang cewek itu.
"lin,udah lin, udah diliatin satu kantin tuh" kata besi yang sedari tadi hanya berdiri dibelakang selin. tapi selin mengabaikannya dan masih terus menatap cewek yang ada dihadapannya.
"ku beritahu kau, hati-hati saja! aku tidak akan diam." cewek itu mulai merendah suaranya.
"dan aku tidak akan menolak semua tantanganmu" kata selin sambil tersenyum
cewek itu langsung duduk dan menatap sinis selin. selin dan besi langsung mengambil tempat lain.
"bes? emang tadi itu siapa?" kata selin masih penasaran dengan cewek itu.
"oh itu, seperti yang kau katakan tadi, orang tuanya adalah pemilik sekolah ini, namanya kola. eh tau gak? tadi kamu keren loh. gak ada yang berani ngomong kayak gitu kedepan kola. mungkin kau tak menyadari, raut wajah orang-orang tadi menandakan perkataanmu sangat benar." kata besi panjang lebar.
"oh pantas saja. oh ya? tidak ada yang berani? kenapa mesti takut sama dia? benarkah? hahaha"
"yeah,tidak ada yang berani. entahlah, aku juga takut sama dia hehe."
"oh gitu,eh kamu udah selesai makannya? pulang yuk"
"iya udah nih,yuk"
Ketika keluar kantin, selin melihat seorang cowok yang sepertinya pernah dilihatnya.
"hai" sapa cowok itu ketika melihat selin.
"eh?"
"kau lupa aku? kita sudah pernah bertemu kan?" kata cowok itu sambil senyum.
"ah?"
"hahaha, mungkin kau lupa, kita tetangga baru waktu itu kau pernah memberikanku cupcake"
"oh iyaiya,hai"
"mau kemana?" tanyanya
"pulang,aku duluan ya" kata selin sambil tersenyum
"eh?"
"ya?"
"eh boleh kupinjam temanmu?" cowok itu sepertinya berbicara pada besi.
"eheh,iyaiya boleh. lin aku pulang dulu yaa,thanks"
"eh?" selin heran. heran karena besi meninggalkan selin yang sebenarnya asing bagi selin. dan heran mengapa besi mengucapkan terima kasih.
"duduk dulu yuk"
Selin mengira, cowok ini akan mengajak selin ketaman sekolah, eh gak taunya malah diajak kedanau dekat sekolahnya. sampai didanau, semuanya diam. canggung. bingung mau berbicara apa. 1 menit.... 2 menit....3 menit....10 menit.... masih tetap diam menatap danau. 11 menit....
"benar kan kau yang waktu itu memberikanku cupcake?" akhirnya dimenit kesebelas, cowok itu membuka pembicaraan.
"ho'oh"
"oh iya,kita belum kenal satu sama lain. namamu siapa?"
"Selin,kamu?"
"Vare"
Selin hanya ber-ooh. tapi dalam hati senang juga bisa kenalan sama cowok ganteng. ternyata namanya vare yaa.... kata selin dalam hati.
"kau sepertinya bukan orang sini"
"ya,memang. aku baru pindah dari indonesia dua hari yang lalu"
"benarkah? bahasa inggrismu bagus" vare berkata seperti yang dikatakan besi tadi disekolah. kok bisa ya? hmm sehati kali,sejiwa kali,jodoh kali. eh ngga! gue dikemanain dong... pikiran selin mulai ngaco.
"hehe makasih"
"kenapa kau pindah dari indonesia? setau aku,indonesia itu indah," katanya.
"haha,kau tau apa tentang indonesia?"
"aku tau.... bali... hm kaya akan alam... hm... hijau, dan cewek-ceweknya cantik"
"hahaha,memangnya kau pernah keindonesia?"
"belum"
"loh? tau itu semua dari mana?"
"yaa dari internet, kecuali cewek-ceweknya"
"tau darimana?"
"itukan salah satunya kamu"
jawaban tak terduga. membuat pipi selin merah.
"eh,kayaknya sebentar lagi sore, aku takut dicari ayah. aku pulang duluan ya" selin pamit sambil tersenyum.
"eh, kau tidak mau pulang bersamaku? ya kan kita tetangga"
mau!mau!mauuu....
"eh gak usah repot," jawab selin muna.
"aku tidak merasa direpotkan, yuk"


***

"gimana sekolahnya?" tanya ayah.
"hm... gak gimana-gimana"
"udah mulai betah?"
"yah, aku baru sehari udah ditanya betah atau engga, ya kalaupun aku gak betah, dibetah-betahin ajalah."
"ooh.. siapa tadi yang nganterin kamu? barusan sehari sekolah udah dapet cowok kamu" kata ayah sambil tersenyum usil.
"eh ayah.... dia itu temen aku, tetangga sebelah"
"oh yaa? beneran"
"aku capek" selin menaiki anak tangga lalu masuk kekamarnya dan seketika penglihatannya menjadi gelap.
selin tertidur padahal belum mandi dan handuk masih ada dipundaknya.

***

aku melewati hari-hariku seperti biasa. terkadang juga, kola selalu membuatku sial disekolah. tapi seperti yang kalian tau kan, aku tidak akan diam juga. aku akan membalasnya. kalo aku dan besi semakin dekat, bahkan terkadang besi menginap dirumahku. ayah dan keluarga besi sudah sangat dekat dan sudah saling mengenal, kebetulan tempat kerja ayah dan tempat kerja ayah besi sama. kalo hubungan dengan vare juga semakin dekat. ayah sudah mengenal vare. aku dan vare sering jalan bersama, tapi gak sering amat sih. vare itu termasuk golongan anak sibuk. tetapi aku tau, dia selalu menyempatkan waktunya untuk menemaniku. tetapi, untuk hari ini aku jalan sendiri dimall. vare benar-benar sibuk, jadwalnya padat. aku juga gak tau apa yang membuatnya sibuk. aku gak pernah mempermasalahkan hal ini, toh dia bukan siapa siapa aku.
selin memasuki strowberry. tempat menjual aksesoris. ketika memilih-milih, tiba-tiba selin dibekap. dan dibawa kesebuah rumah.
"hahaha, akhirnya kau tertangkap" kata kola.
"lepas!!!!" selin berteriak kencang.
"hahaha, apa kau bilang!? lepas!? tidak akan sayang" kata kola sambil tersenyum.
"kau berasal dari indonesia, bukan?"
"ya"
"bagus, kita berbicara bahasa indonesia saja."
"lepasin!!!!"
"lo bilang lepasin? hey,mau lo itu apa sih? lo terus menantang gue, dan sekarang, lo mengambil vare dari gue. apa maksud lo? hah?!"
"lo bilang apa? gue menantang lo? yang ada lo yang terus mancing gue! apa lo bilang? gue ngambil vare dari lo? hahaha emang lo siapanya vare?" kata selin.
"gue mancing lo? kalo seandainya, lo cuma diem waktu dikantin itu, gue gabakal ya mancing lo. ya lo murid pindahan sih makanya gatau hubungan gue sama vare."
"bukannya lo mantannya vare? yaudah sih, kalo udah jadi mantan mah udah gaada hubungannya haha! cuma MANTAN! lepasin gue sekarang, waktu gue terbuang karna lo"
"apa?!?! minta mati lo. gue juga najis ya sebenernya ngomong sama lo, tapi karna gue liat lo mulai diem. gua gak akan diem. emang lo pikir, kalo lo diem,gua juga bakal diem?hahaha!"
"tolong!!!!!" akhirnya selin berteriak minta tolong.
"bego, emang lo pikir disekitar sini bakal ada yang bantu lo?!"
"eh denger ya, gue gak pernah ya mau berurusan sama lo, gue cuma kesel liat sikap lo yang seenaknya sama temen temen, lo pikir itu bagus? lo pikir itu lucu? hah? bitch." selin mulai marah. tapi...
Prak!
satu tamparan mendarat dipipi selin.
"you really ask for death."
"yeah.kill me!" suara selin meninggi.
"sekarang lo boleh teriak minta tolong hahaha,kasian gue liat lo. tapi, mustahil kalo ada yang nolong lo" kola tersenyum.
"help me,please" ucap selin pelan.
"hahaha,mana suara lo? hah!? help me please!!!!! HELP ME PLEASE!!!!!" kola berteriak tersenyum penuh kemenangan.
tapi tiba-tiba pintu terbuka dan terlihat vare.
"Selin!"
"eh lo, lo jangan berani nyentuh selin ya. apa salah selin?hah? karna dikantin waktu itu? you're like a child."
kola diam. membeku. ditempat.
"eh denger ya kol, kita itu udah putus. denger kan? putus! bahkan waktu itu lo yang mutusin gue dan sekarang? lo ngejar gue? kemana lo dulu? sayangnya lo udah telat karna gue udah jadian sama selin!"
kemudian vare menggandeng selin lalu keluar dari rumah itu.
"sorry ya perkataanku yang tadi. cuma itu yang dapat nyelamatin"
"iya no problem. emang kamu udah kenal lama ya sama kola?" selin memberanikan diri bertanya.
"ya bisa dibilang begitu. sebenarnya juga, yang ajarin aku bahasa indonesia seperti tadi itu kola. dia juga berasal dari indonesia, waktu kami masih pacaran, dia sering pakai bahasa begitu sampai aku harus bertanya-tanya dia bilang apa. tadi masih kaku banget ya? hehe. waktu kemarin-kemarin juga sebenarnya aku masih menganggap sosok kola itu masih ada,tapi setelah kenal kamu, semuanya berubah. makasih ya lin"
"oh.ngga kok. kamu cukup lancar.hm"
"makasih ya,aku masuk dulu,capek." selin langsung masuk dirumahnya meninggalkan vare, vare bingung tidak biasanya selin begini, biasanya, selin mengajak vare masuk. tapi vare positif thinking saja. mungkin selin kecapekan.

***

"waktu kemarin-kemarin juga sebenarnya aku masih menganggap sosok kola itu masih ada,tapi setelah kenal kamu, semuanya berubah." apa maksud perkataannya? sejujurnya, aku merasa tersindir. aku merasa, aku lah yang membuat mereka jauh seperti ini. aku lah yang menghancurkan mereka. mungkin saat ini, aku berada ditengah-tengah mereka. aku bahkan bukan mengubah semuanya tapi aku malah menghancurkan semuanya. ugh,bodohnya dirimu lin.
"ngelamunin vare ya?" tanya ayah jail.
"ih apaan sih,ogah. aku mau pulang keindonesia yah" kata selin pelan.
"hah? apa? kenapa? kamu ganyaman? cerita coba sama ayah"
"engga yah,aku hanya ingin pulang keindonesia,plis"
"sekolah kamu?"
"aku keluar aja"
"hm, terserah kamu aja sih. ayah sekarang gak akan ngelarang kamu mau kemana"
"beneran yah? yaudah,pokoknya secepatnya aku akan balik keindonesia!"


***

"jadi kamu mau balik keindonesia?" tanya vare
"ya gitu deh, var"
"kok gitu? aku sendiri dong"
"kan ada kola" kata selin pelan tapi terdengar jelas.
"selin... kola itu bukan siapa-siapa aku. ya aku akui aku masih sering kontakan sama dia,tapi just friend"
"yayaya I know. tapi aku harus balik keindonesia"
"yaudah deh kalo itu mau kamu, aku tidak bisa melarang,"
"hm...aku minta satu permintaan,boleh?"
"what?"
"4 tahun yang akan datang, dihari natal, aku minta kamu temuin aku dihari pertama kita kenalan."
"di danau?"
"yaa."
"kenapa harus 4 tahun kedepan?"
"itupun kalo kamu mau"
"okey"
"promise?"
"yeah."
"mungkin kalo aku datang, kamu sudah mempunyai pacar, kamu boleh membawa pacarmu" selin berkata tanpa memandang vare.
"yeah"

***

"kalo gue temuin dia masih inget gue gak ya, col?" aku masih sibuk memikirkan vare, ditemani dengan temanku yang selama ini selalu nemenin aku dijakarta, namanya nicole.
"ya lo coba aja dulu nemuin dia..."
"idih gue malu ah ntar nyampe disana dibilang siapa ya? kan memalukan col"
"astaga!!!" nicole teriak seperti orang yang ketinggalan hpnya dipesawat.(?)
"kenapa lo?"
"vare lin..vare"
"kenapa dia?!"
"kayaknya dia udah punya pacar..."
"mungkin kalo aku datang, kamu sudah mempunyai pacar, kamu boleh membawa pacarmu"
oh ternyata vare beneran ya tentang itu? padahal aku selalu mengira, dia akan lupakan perkataanku yang itu.
"gapapa kalo lin,lo coba aja dulu dateng"


***

aku kembali berdiri disini. dichicago, kota yang mempertemukan aku dengan vare. tapi, tampilanku sudah kubuat beda, rambutku yang dulunya lurus sekarang kubuat ikal. aku berjalan menuju kafe, ya sekalian menghibur diri.
"selin? kamu selin, bukan?" seorang cowok menyapaku.
"ya? siapa ya?"
"kamu dulunya anak UChicago kan?"
"ya,kamu?"
"aku teman vare, dia selalu bercerita tentangmu sampai sampai aku hafal wajahmu dia selalu memperlihatkan fotomu kepadaku"
"oh ya?" masa sih vare begitu? bukannya udah punya pacar ya? darimana coba dia dapat fotoku?
"yaa hehe"

***

hari ini tanggal 12 agustus, ya ulang tahunku, tapi gak ada orang yang ingat. kemarin aku ketemu besi, dia bilang aku besok ulangtahun, tapi sampai sekarang pun belum ada kuterima ucapan.
kemarin juga aku ketemu vare, benar apa kata nicole, dia sudah memiliki pacar. tapi aku geli melihat tingkah laku pacarnya yang terusterusan menyandarkan kepalanya dibahu vare.
aku berjalan-jalan, tapi aku melihat seorang anak kecil menangis dibawah pohon. ku beranikan diri mendekatinya, setelah kutanya kenapa, ternyata balonnya tersangkut diatas pohon, langsung saja kuambilkan balonnya diatas. hap! aku berhasil mengambil balonnya. ketika aku mau turun. aku tidak melihat dibawahku dan....
buk!
aku terjatuh. (dan tak bisa bangkit lagi(?) wkwk)


*** 

dimana aku? kenapa aku harus ada disini? terakhir kali aku melihat seseorang tidur disini. itu ibuku. tapi kenapa aku yang tidur disini? perlahan kubuka mataku. 
"dimana aku?" aku berusaha melihat sekelilingku, yang ada hanya kak eze dan sipia.
"selin? kau sudah sadar? kau pingsan tadi" kata kak eze
"kenapa aku harus ada disini? aku tidak apa-apa kok aku mau keluar"
"selin... kondisimu belum baik,tadi kepalamu cukup keras terbentur ditanah" kata kak eze lagi 
"kau istirahat dulu.." kata kak sipia.
tiba-tiba lampu kamar rumah sakit ini mati. aduh aku pingsan lagi atau tidur sih?
"kak eze!!!! kak sipia!!!" aku berusaha memanggil kedua kakakku. masa mereka lupa sih kalo aku takut gelap?!?!
tiba-tiba lampunya nyala.
"happy birthday to youu,happy birthday to you! happy birthday happy birthday happy birthday selin..."
kucoba mengenal yang ada disekitarku. ada ayah,kak eze dan kak sipia tentunya,ada besi,ada nicole,ada vare dan pacarnya, katanya sih namanya pipia. aku selalu saja sebal melihatnya, pipia selalu saja menyandarkan kepalanya dan menggandeng tangan vare. semuanya menyalamiku, termasuk vare dan pipia. sebenernya aku terpaksa kalo sama pipia.
"selin!!!! lo bego atau apa sih!?!?! ini ulang tahun lo tapi lo malah baring disini! gagal deh surprisenya! padahal gue udah nyiapin ini semua dari kemarin!! eh tau gak, sebenernya si 'gatel' itu udah dilarang loh dateng sama bokap lo, karna bokap lo tau lo akan makin sakit tapi dia malah ngerengek minta ikut ih dasar najis" nicole berkata dengan sedikit keras disampingku memang aman dan bebas kalo nicole mau ngomong sama aku didepan banyak orang seperti ini. kan gak ada yang ngerti bahasanya.
selin tersenyum mendengar ocehan sahabatnya. "eh gimana nasibnya anak itu yang dijalan? udah dapet balonnya kan?"
"astaga selin! lo masih aja mikirin anak itu, justru nyokapnya yang bawa lo kesini"
"hahaha" selin tertawa tapi ketika melihat wajah pipia, raut muka selin berubah.


***

"temenin gue kemall dong, lin" kata nicole ketika berada dirumahku. oh iya ayah sekarang sudah beli rumah dichicago karna kemungkinan akan menetap disini.
"hm? lagi banyak duit lo?"
"ayo ah cepet,ganti baju lo"
ketika sampe dimall,aku heran. yang beli baju nicole,tapi ukurannya malah dicocokkan sama badanku.
"loh ini kan lo beli untuk lo, kok....?"
"bawel lo ah"
aku lihat, nicole cukup banyak membeli barang hari ini.
"buset dah, lo lagi ada rejeki nomplok ya?"
"segini aja kali yaa? hmm, yaudah deh,yuk pulang"

***

"jadi, ini semua buat aku? kenapa gak bilang sih? kan aku bisa milih..."
"apa? bisa milih? selera kamu itu simple banget dik,sedangkan ini acara kamu, masa kamu ga ingin dilihat cantik sih?" kata kak eze senyum jail
"aku make apapun tetep cantik sih kak" jawabku dengan geer.
"idih apa banget lo" nicole ikut bergabung berbicara.
"jadi ntar malem kamu bakal dimake over sama nicole hahaha" kata kak sipia 
"kenapa bukan kakak aja?" kataku tersenyum jail padahal aku sudah tahu, aku dan kak sipia punya persamaan, sama-sama gak suka didandan.
"ogah lin" kak sipia menatap sinis selin.
"hahahaha"

***


"udah selesaai...." kata nicole setelah selesai men-dandaniku.
"bidadari!" kata kak sipia.
"jatuh dari pohon, kikiki" kata kak eze lalu lari masuk kemobil sebelum aku mengejarnya.
setelah sampai dilokasi, aku langsung mengambil minum, karna aku benar-benar--sungguh-sangat--amat--haus. (lebay lo haxhax)
sungguh banyak orang yang datang dipestaku. teman ayah juga banyak, apalagi teman kak eze! justru yang bikin rame adalah teman kak eze! katanya ini adalah kesempatan lihat-lihat cewe cantik! zzz.
aku naik keatas untuk melihat jelas yang datang.
"seliiin!" seseorang memanggilku
"besiii!" 
"happy birthday kamu! sehat selalu,semoga impianmu terkabulkan,dan....all the best for you!" ucap besi dan langsung memelukku.
"makasih sayaang...."
"banyak yang cari kamu loh disekolah"
"oh ya? kok bisa? hahaha gimana tuh kabarnya kola?"
"kola masih tetap kayak dulu... mungkin itu anak gak akan berubah kali ya.."
"iya kali haha"
"kamu disini ternyata" tiba-tiba kak eze datang.
"kenapa?"
"nyanyi doong dibawah."
"idih,gamau ah"
"ayo doong, sipia sama ayah udah nunggu tuh."
"emang sejak kapan aku bilang aku akan nyanyi? sampe ditunggu segala,"
"iya makanya cepat turun,kan gaenak semuanya udah nunggu"
"kakak itu ada-ada aja sih" selin kesal dan dengan terpaksa selin turun lalu menyanyi.
"ehm... malam ini, aku ingin menyanyi, untuk kakak sipia,ayah,kak eze....." dan kau.... kataku dalam hati sambil melihat vare.
Now Playing: Because of you - kelly clarkson.

I will not make the same mistakes that you did
I will not let myself
Cause my heart so much misery
I will not break the way you did,
You fell so hard

Because of you
I never stray too far from the sidewalk
Because of you
I learned to play on the safe side so I don’t get hurt
Because of you
I find it hard to trust not only me, but everyone around me
Because of you
I am afraid
I lose my way
And it’s not too long before you point it out

air mataku sebenarnya sudah ingin jatuh keluar dari pelupuk mataku, tapi tidak mungkin aku menangis didepan vare dan pipia. apalagi depan kakak-kakakku. aku menahannya. tapi sejujurnya aku tidak sanggup, untunglah aku masih bisa stabilkan suaraku. semua orang berdansa, ugh termasuk vare dan pipia! aku sebal dengan semua ini. munafik kalo aku tidak cemburu melihat mereka.

I cannot cry
Because I know that’s weakness in your eyes
I’m forced to fake
A smile, a laugh everyday of my life
My heart can’t possibly break

When it wasn’t even whole to start with
Because of you......

setelah itu, aku mengucapkan terima kasih dan berlari menuju ayah. disitu ada kak sipia juga kak eze.
"you're very beautiful!"kata ayah.
"thankyou, dad"
"yeah,you beautiful like a princess hahaha" kata kak sipia.
"thankyou kak, you too!"
"you're amazing, sekarang giliranku menyanyikan lagu favoritmu" kata kak eze
"memangnya kau tahu?"
"gampang, stronger-nya kelly clarkson kan?" kata kak eze sambil tersenyum lalu menyanyi.
"sekarang aku juga ingin menyanyi untuk adikku...." kata kak eze sebelum memulai.
disamping kak eze, kak sipia bermain piano.

Now Playing: Stronger-kelly clarkson.

You think you got the best of me
Think you had the last laugh
Bet you think that everything good is gone
Think you left me broken down
Think that I'd come running back

Baby you don't know me, cause you're dead wrong~

aku sesekali melirik kearah vare, sial, pipia masih bermanja dibahu vare. ketika aku melirik vare, vare juga menatapku, aku langsung memalingkan wajahku.

You heard that I was starting over with someone new
They told you I was moving on, over you

You didn't think that I'd come back
I'd come back swinging
You try to break me, but you see

What doesn't kill you makes you stronger
Stand a little taller
Doesn't mean I'm lonely when I'm alone
What doesn't kill you makes a fighter
Footsteps even lighter
Doesn't mean I'm over cause you're gone.

***

setelah acara itu aku tidak langsung pulang, aku,ayah,kak sipia,kak eze,nicole,besi,dan sialnya pipia ikut bersama vare. ugh,mengganggu acara aku aja sih.
setelah sampai direstaurant, kami memilih meja yang besar. setelah itu, sambil menunggu makanan, aku memainkan i-Podku. tapi, sambil melirik vare juga sih. nicole disampingku juga ikut sibuk sendiri dengan novelnya. aku melihat pipia tidak berhentinya bermanja dibahu vare, bukan cuma itu, bahkan pipia juga minta disuapin ice cream sama vare! astaga.
"ehm...aku ketoilet dulu" aku pamit ingin ketoilet
keliatannya toilet baru, masih bersih dan harum. ketika aku masuk, disana hanya ada aku.
setelah selesai, aku langsung keluar tetapi tibatiba didepan pintu ada vare.
"maaf, bukankah ini toilet cewek? maaf kalo aku salah masuk. permisi" selin berusaha keluar tapi tidak bisa.
"aku yang masuk ketoilet cewek."
"oh"
"kau membuatku gila selin"
"apa?! apakah tidak terbalik? kau yang membuatku gila vare! kau terus-terusan bermesraan didepanku bersama dia! apa itu tidak membuat ku gila? hah?!"
"maafkan aku, selin."
"ya, aku memang pernah bilang kau boleh memiliki pacar, kau juga boleh membawa pacarmu kemanapun tapi bisakah pacarmu disimpan dulu diacaraku? kau yang membuatku gila var! kau! mungkin--atau nanti--aku ngga tau kapan, kamu akan bahagia bersama pipia, berkeluarga,memiliki anak,berbulan madu,sedangkan aku? aku dimasa depan hanya menginginkan dirimu! aku ingin bersamamu! bodoh kan, aku? gila kan, aku? ya, semua karna kau" mata selin perlahan mulai berkaca-kaca. selin langsung keluar menyambar vare.
"aku pulang duluan ya" kataku pada yang lain.
"loh? lo kenapa lin? mata lo berkaca-kaca" kata nicola
"hah? engga,tadi toiletnya berdebu, aku duluan ya" lalu aku keluar dari restaurant itu,setelah aku keluar, mungkin vare baru datang kembali kemeja.
keesokannya, kuceritakan semuanya pada nicole, mumpung dirumah cuma ada bi inah dan nicole. ayah kerja kak sipia dan kak eze udah balik.
"gue tau kok pasti ada yang terjadi sama lo malam itu,tapi gue gak akan maksa lo untuk cerita,karna gue tau, cepat atau lambat lo juga akan cerita" kata nicole.
selin masih tetap menangis, air matanya tak berhenti mengalir, nicole membiarkan selin puas menangis siang itu.
"udahlah lin,masih banyak yang lebih baik"
"menurut gue yang paling baik itu hanya dia, col" kata selin suaranya parau.
tiba-tiba hp nicole berdering.
"halo? hah? sekarang? oke aku akan kesana" kata nicole, baru kali ini selin mendengar nicole pake aku-kamu sama temannya.
"dari siapa? kenapa?"
"dari pipia, vare kecelakaan. ayok cepet dia dirawat"
dijalan, nicole juga canggung untuk memulai pembicaraan.
"sejak kapan lo punya nomer dia?" tanya selin
"siapa? pipia? oh waktu acara lo, dia ngajak gue ngobrol, ya dia ramah tapi sifatnya gitu deeh."
"ooh"

***

"vare udah sadar?" tanya nicole pada pipia.
"belum."
"yatuhan..."
"dia kecelakaan dimana?" tanya nicole, selin tak ingin dan mungkin tak akan mau berbicara pada pipia,jadi sepertinya pertanyaannya selin itu diwakili oleh nicole.
"waktu mau pulang, dia kecelakaan."
tiba-tiba keluar dokter dari kamar vare.
"gimana dok?" tanya pipia cepat.
"saya ingin bicara sama kedua orang tua vare"
setelah agak lama menunggu, orang tua vare kembali dan mempersilahkan kami masuk. aku masuk paling terakhir.
seharian ini, vare belum sadar.
keesokannya, selin datang dirumah sakit, berharap vare sudah sadar, ternyata hasilnya nihil.
setiap hari, dengan senang hati nicole selalu mengantarku menjenguk vare.
"selin,aku mau ngomong,temui aku ditaman belakang" tak disangka pipia mengajakku ngobrol.
"jadi kenapa?" tanyaku
"sebelum vare pergi kerumah temannya,aku lihat vare menulis surat,mungkin ini untukmu" katanya sambil memberikan sepucuk surat.
"hm?"
pipia lalu masuk setelah menceritakan semuanya. sekuyur tubuhku membeku. hal yang sangat tak disangka, ternyata pipia itu sepupu vare. bahkan, kak sipia dan kak eze pun tahu semuanya.
aku cepat-cepat membuka surat itu.

Sayang,

Aku minta maaf ya atas semuanya, mungkin, kalo kamu baca ini, aku udah engga ada. Maafin aku, jangan salahin pipia dan kakakmu, aku yang menyuruhnya menyembunyikan semuanya. Aku takut, jika nanti kau tau semuanya bahwa aku sakit, kau juga ikut sakit. aku tahu semuanya adalah fake. tawamu semuanya adalah fake. 

Makasih lin kamu udah mengubahnya, kamu itu sempurna, kamu bisa mendapatkan cowok lain yang lebih baik dari aku, perkataanmu waktu ditoilet bahwa kau bodoh, aku lebih bodohkan? aku malah memakai cara seperti ini, aku tidak ingin keluar dari kehidupanmu tapi tidak ingin juga membuatmu sakit hati. aku hanya bisa ngelakuin ini.

Makasih udah ngasih tau aku bahwa aku lah yang kau butuhkan dimasa depanmu,aku lah yang kau butuhkan nanti.
Makasih udah ngasih tau aku bahwa kau sangat mencintaiku,

your love,
Vare.

Air mataku jatuh tepat dinama vare. aku tak sanggup menahan semuanya. aku seperti jauuh jatuh kejurang, dan dibelakangku ada api yang siap membakarku, aku ingin naik kembali tapi tidak bisa, tinggi sekali. aku merasa serba salah. (kayak raisa ya hihi)
aku menerima sms nicole, katanya vare sudah sadar. aku langsung lari menujur kamar vare.
"tadi dia bangun,mencarimu tapi dia tidur lagi mungkin kecapekan" kata nicole.
setelah itu, aku menunggu cukup lama sebelum vare bangun. ketika vare bangun, vare melihat apa yang ada ditanganku.
"pipia udah ngasih itu ya? kamu udah tau semuanya ya? yah payah padahal seharusnya dia menceritakan semuanya saat aku udah ngga ada" kata vare
"ngga var! kamu ngga boleh ngomong gitu, kamu ngga akan hilang"
"ya benar,walaupun sebentar lagi aku dipanggil tuhan, aku memang ngga bakal hilang...dihatimu"
"ngga var,hidup kamu masih lama" kata selin terisak.
"kok kamu nangis sih? jelek ah."
"nih aku gabakal nangis nih, asalkan kamu harus kuat" kata selin sambil menghapus air matanya.
"tanpa kamu bilang gitu aku emang kuat hehe. eh lin,besok jalan yuk"
"mwo?! gwaenchanha?!?!" saking kagetnya, selin berbicara menggunakan bahasa korea.
"aku tidak tau kau bisa berbahasa korea" kata vare sambil tersenyum
"maaf. hanya saja, aku kaget sekali."
"apa artinya?"
"itu artinya, apa?! apa kau baik-baik saja?!?!"
"haha,aku baik-baik saja"

***

hari ini vare keluar dari rumah sakit, dia langsung mengajakku berjalan-jalan mengelilingi chicago. ketika aku datang, aku melihat vare sudah menunggu.
"vare? kamu ngga apa-apa? kamu pucat" kata selin
"ngga kok,yuk" vare menggenggam tangan selin. seperti tak akan ataupun tak ingin melepasnya.  vare mengajakku kemuseum,mengajakku melihat chicago dari ketinggian,pokoknya banyak tempat yang hari ini kukunjungi bersama vare, sekana-akan hari ini--di dunia ini--cuma ada selin dan vare. (lebay loeeee)
sehabis itu, kami istirahat disebuah tempat makan.
"hmm... aku ingin menceritakan kisah ayah dan ibuku, kau mau mendengarnya?" tanya selin.
"apapun yang kau bilang aku akan siap mendengarnya, selin."
selin tersenyum. "kau tau bali kan? disitu ayah dan ibuku bertemu. sejak pertemuan itu ayah dan ibuku sering jalan bersama, seperti kita. siapa yang tau mereka akan saling mencintai? engga ada. ayah mencintai ibuku, amat sangat....."
"vare? kamu beneran tidak papa? kau sangat pucat var, kita pulang sekarang" kata selin khawatir.
"aku ngga apa-apa, lanjutkan ceritamu" kata vare tapi, selin masih diam memandangi vare, ada sedikit kekhawatiran dan sedikit keraguan dalam pikiran selin.
"jangan memandangku seperti itu, aku tidak apa-apa seliiin... lanjutkan ceritamu"
"baiklah, setelah itu, ayah menerima pekerjaan diluar negri, sebenarnya ayah sangat sedih begitupun ibuku. tetapi ayah meminta permintaan pada ibu, 4 tahun kedepan, ibu harus menemui ayah ditempat yang sama awal mereka bertemu, ibu menerimanya. kata ibu, ibu berjanji akan tetap menunggu ayah, 4 tahun kemudian, mereka bertemu lagi, dan disitulah mereka mulai menyadari bahwa mereka saling mencintai"
"jadi? waktu itu kamu ingin seperti itu?" kata vare pada selin sambil tersenyum jail.
"yaa engga juga sih..."
"hahaha"
"kamu tidak capek? kita pulang sekarang yuk" kata selin
"aku harus berapa kali ngomong sama kamu kalo aku tidak apa-apa?"
"tapi aku ingin pulang sekarang" kata selin berbohong. dia hanya khawatir dengan keadaan vare.
"yaudah,yuk"
ketika menaiki bus, selin dan vare kehabisan tempat. terpaksa mereka berdiri. vare sama sekali tidak melepaskan tangan selin.
"bejanjilah kepadaku, kau tidak akan pergi kemana-mana!" ujar selin
"yaya, aku berjanji" jawab vare tersenyum membuat selin juga ikut tersenyum.
"tapi, aku juga ingin minta satu permintaan" sambung vare
"kau harus jatuh cinta lagi"
"kau ngomong apa? tidak akan." jawab selin.
"yah, aku sudah berjanji kepadamu aku tidak akan pergi,kini kau yang berjanji kepadaku."
"tapi untuk itu tidak bisa"
"selin,kau harus jatuh cinta lagi,memiliki pacar,tapi kau tidak boleh melupakanku."
"ya,aku tidak akan melupakanmu tapi aku tidak akan jatuh cinta lagi" kata selin sambil tersenyum.
"huh,kau ini,kau harus berjanji"
"aku bisa bilang ya,tapi aku tidak bisa berjanji"
vare hanya terdiam.
ketika sampai,vare dan selin turun.
"Makasih ya,selin" vare mengulurkan tangannya dan berkata, "hati-hati"
"apa? bukankah itu terlalu formal?"
"aku hanya bilang, kau harus berhati-hati dan mengulurkan tanganmu" ucap vare tersenyum.
"baiklah,kau juga" selin membalas uluran tangan vare lalu tersenyum.

***

Dan disinilah yang memang selin tau akan dilewatinya. berdiri disamping batu nisan. di batu nisan tersebut tertulis "Alvare Maldieni" [kalo lo baca,maap ya=))]
"bejanjilah kepadaku, kau tidak akan pergi kemana-mana!"
"yaya, aku berjanji" 
"tapi, aku juga ingin minta satu permintaan" 
"kau harus jatuh cinta lagi"
"kau ngomong apa? tidak akan." 
"yah, aku sudah berjanji kepadamu aku tidak akan pergi,kini kau yang berjanji kepadaku."
"tapi untuk itu tidak bisa"
"selin,kau harus jatuh cinta lagi,memiliki pacar,tapi kau tidak boleh melupakanku."
"ya,aku tidak akan melupakanmu tapi aku tidak akan jatuh cinta lagi" 
"huh,kau ini,kau harus berjanji"
"aku bisa bilang ya,tapi aku tidak bisa berjanji"
selin tak bisa menahan dirinya, saat ini juga dia ingin jatuh. kak eze dan kak sipia baru saja datang tadi ketika mengetahui ini. Selin rapuh, padahal seharusnya, saat sedih begini dia hanya butuh vare disampingnya.
"astaga! selin!! sumpah deh,lo mending nangis dua hari dua malam daripada lo kayak gini, lo pucat lin! lo pucat! lo sayang vare kan? lo gabakal buat dia sedih kan? kalo gitu, lo juga jangan sedih lin! dia gabakal tenang kalo lo kayak gini!" nicole menghamipiriku.
selin masih tetap diam. tatapannya kosong.
"selin!!!"
Prak!
satu tamparan oleh nicole mendarat dipipi selin. pada saat itulah butir butir air mata selin yang dari kemarin ingin keluar, akhirnya keluar. dia menangis sejadi-jadinya. Kak eze juga datang menghampiriku lalu memelukku.
"makasih udah bikin dia nangis, dia emang pantes nangis daripada kayak tadi" ujar kak eze pada nicole
"he'eh"
kak sipia menemani ayah yang entah pergi kemana.
"kak,kok dia tega ninggalin aku? aku pengen nyusul dia kak! aku pengen!" kata selin pada kak eze.
"yaampun selin, kalo kamu sayang sama orang gak gini caranya, dek"
"pulang yuk" ajak nicole.

***

5 bulan setelah kejadian itu, selin kembali jadi cewek periang. [eaeaea=))]
dia sudah memulai aktifitasnya seperti biasa, selin mengaku perlahan, dia mulai move on.
tapi, sudah move on,bukan berarti dia mulai membuka hatinya. kalo untuk itu dia belum bisa.

"because you're forever..."

***

asekasek hoy:p
Makasih yaa kalian udah minjemin nama kalian=))
Thanks For Reading guys. Love you. xx

warning! mungkin cerita ini ada persamaannya disebuah novel ya? I don't know but cerita ini hanyalah fiktif belaka hahahaha(?)=))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar