Rabu, 14 Agustus 2013

Supposing



Player: - @CakkazNuraga
           - @BarbieNataliu
           - @kilatputih
           - @Cakkwenurgagap

Genre: baca aja dah.

nb: untuk cerita ini gak ada fotonya deng. gue gaktau ngedit kak, sumpah;((. k-pop? pasti tau cerita ini. ini gue ambil dari radio star yang mini dramanya onew._.v abang gue, hihi;$

-

"aw," kurasa seseorang telah menabrak ku. koperku jatuh, aku menatapnya. ia mengambil kopernya lalu pergi tanpa meminta maaf. "apakah semua orang di sini begitu?" tanya ku.
Setelah sampai di hotel, aku membiarkan tubuhku jatuh di kasur. tadi adalah perjalanan yang sangat panjang. aku mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.
"uh..sudah berapa lama aku tidak mandi?" kataku sambil menaburi shampo di rambutku. setelah selesai mandi aku langsung menuju koperku mengambil baju. tetapi, ada yang aneh. kenapa semuanya baju laki-laki? tidak mungkin koperku tertukar sama cowok tadi yang menabrak ku. uh,ini nyata. kenapa harus begini?! aku membuka kopernya dan.. yap. akhirnya ku dapat juga nomor teleponnya. sebelum ku telepon aku mengambil bajuku yang lain, untung baju ku masih ada.
"halo?" sapa ku tergesa-gesa di seberang sana.
"halo?" terdengar suara laki-laki tapi sangat lemas.
"kau akan naik pesawat dari seoul ke roma kan?" tanya barbie.
"apa?"
"maaf,tapi koper mu terbawa aku," kata barbie.
"koper ku?" tanya di seberang sana.
"iya."
"kenapa?"
"astaga, kau belum melihat isi koper mu? ku rasa koper kita tertukar," ujar barbie
"hmm...." jawabnya masih lemas.
"uh, kenapa kau menjawab seperti itu? kau dengar kan? koper kita tertukar. kau mengambil koper ku dan aku mengambil koper mu."
"uuh...."
"orang ini kenapa, sih? a..aku akan mengambil koperku! jadi, ayo kita ketemu," kata barbie.
"baiklah."
"aku sedang berada di hotel roma, kau di mana?" tanya barbie.
"siapa yang kau tanya? aku?" dia berhenti sejenak lalu menghembuskan nafas, "aku lagi tidak di roma," jawab nya.
"aa.a..apa? apa kau bilang?"
"aku lagi tidak di roma," ia mengulangi kata nya.
"lalu kau di mana?"
"aku di venesia,"
"apa? apa katamu?! bagaimana mungkin? bukannya kau turun di bandara fiumicino?"
"memang."
"lalu, kenapa kau berada di venesia sekarang?"
"sesampainya di roma, aku langsung naik kereta ke venesia,"
"aduh...bagaimana ini?! semua baju, barangku, uangku ada di tas itu.. semua barang ku ada di sana aku harus mengambilnya malam ini" kata barbie dengan nada tinggi memotong pembicaraan cowok di seberang sana.
"heh, aku juga! baju ku juga ada di koperku, dan... heh, notebook ku juga! apa yang harus ku lakukan malam ini.... tsssk! kenapa ini semua harus terjadi! uh.. karena sekarang sudah malam, kita ketemu besok saja." ujar nya.
"ah... lagipula, aku besok ikut tur vatikan kok... mau ketemu di mana besok?" tanya barbie.
"kau akan ke venesia juga kan?" tanya nya.
"ya, kenapa?"
"datang saja ke venesia,"
"aku?" tanya ku.
"kau kan mau ke sini juga, jadi kau saja yang ke sini. daripada aku yang ke roma lalu balik ke sini lagi." jawabnya enteng.
"tunggu, aku sudah punya rencana, tau!" jawab barbie
"ubah saja sedikit, kau kan memang mau ke venesia,"
"huh! kau kan laki-laki, kau saja yang ke roma,"
"apa hubungannya laki-laki dan perempuan dengan masalah ini? aku tak punya uang darurat, jadi aku cuma akan di hotel. pakai komputer disini. karena aku tak punya uang. aku akan menunggumu di venesia, oke?"
"hei!! semua barangku ada di tas itu!"
"hm? lalu? makanya aku bilang aku akan menunggumu sampai kau datang ke sini." jawabnya sangat amat enteng [(??)]
"sungguh...." ujar barbie dengan nada ketus, "bagaimana bisa ada orang semacam ini? OKE!! aku akan ke venesia besok, dimana kita ketemu?"
Setelah itu barbie menutup teleponnya. dia berjalan ke dapur mengambil minum dengan kesal. kesal karena orang itu. ugh, dia sudah membuatku badmood hari ini!.

---

"halo? aku di santa lucia," kata barbie ketika sudah sampai.
"oh, aku juga." kata orang di seberang sana. "kau memakai baju apa?" tanya nya.
"aku pakai baju warna merah,"
kata barbie sambil berjalan.
"ah, hei..." tiba-tiba seseorang berbicara pada barbie, membuat barbie kaget.
"kyaah!!! oh, kau membuat ku kaget," teriak ku.
"hm.. hei! apa-apaan ini?! kau merusak kuncinya?!" tanya nya sambil melihat kopernya yang ada di tanganku.
"kalau tidak di buka, bagaimana bisa aku mengetahui kopermu? bagaimana aku mengetahui nomor handphone mu?" kata barbie.
"ini baru saja ku beli tau," kata nya
"hei... sudahlah. mana koperku?"
"ini." lalu dia memberikan sebuah koper ke barbie. barbie baru menyadari ternyata koper mereka sama.
"kau tak lihat isinya kan?" tanya barbie.
"ku buka saja tidak. tapi, kenapa kau berkeringat banyak sekali? bukan kah tidak panas?" tanya cowok itu melihat wajah barbie yang di banjiri keringat.
"bukan urusanmu," kata barbie dengan ketus.
"kau juga pucat, kau sakit?"
"kita sudah dapat tas masing-masing, jadi aku akan pergi sekarang." ucap barbie lalu pergi.

---
"ayo kita periksa tas nya.... oh kamera ini bukan punyaku, ohoo ini milik cewek itu.
"halo," ucap cowok itu tegas.
"halo." kata cewek di seberang sana sangat lemas.
"aku orang yang kau temui tadi, tas."
"ah, iya."
"k..kk..kenapa suara mu seperti itu? kau sakit?" tanya cowok itu.
"hanya sedikit tidak enak badan, tapi ada apa ya?"
"ah, aku menemukan kameramu di tasku, jadi?"
"oh iya."
"tapi, apa kau sakit parah?"
"m..mm...tentang kameranya, karena aku tidak enak badan hari ini jadi kameranya ku ambil besok saja," ujar barbie
"kk..kau sudah minum obat?"
"ya."
"baiklah kita bertemu besok," kata cowok itu lalu menutup teleponnya.
Setelah pertemuan dengan gadis itu karena masalah yang bodoh, tasku tertukar dengannya. Cakkaz kembali melanjutkan aktifitasnya. kalo di bilang aktifitas itu sebenarnya salah sih, lebih tepat dia kembali melanjutkan liburannya. ya, dia sedang berlibur. tapi otaknya sama sekali tidak berlibur. dia terus memikirkan seseorang. tiba-tiba handphonenya berdering. ternyata, orang yang tadi dipikirkannya menelponnya.
"kita putus," kata kilat.
"eii... kau kenapa?" tanya cakkaz
"laki-laki yang pernah ku ceritakan padamu... aku akan ke rumahnya menemui orang tuanya,"
"huh? kilat...."
"aku sudah 30 tahun sekarang, keluargaku terus-terusan memintaku menikah," kata kilat memotong pembicaraan cakkaz.
"menikah lah nanti... kita juga akan... bukan kah sudah ku bilang aku akan menikahimu saat aku sudah lebih mapan......."
"kapan? hm? kapan?!?" lagi-lagi kilat memotong pembicaraan cakkaz.
"aku...aku..." cakkaz tak mampu berkata.
"sejak 3 tahun yang lalu kau bicara begitu terus, memangnya kapan kau berencana akan menjadi lebih mapan?!" kata kilat
"kilat...."
"aku akan bertemu orang tuanya, dan jika kalau berhasil... kami akan merencanakan tanggal pernikahannya,"
"aku pacarmu, bagaimana bisa kau berkata akan menikahi laki-laki lain di depanku nanti?" kata cakkaz
"aku sudah berpikir masak-masak tentang ini, dulu saat aku masih dua puluh tahunan, aku juga tak punya siapa pun selain kau, kau sangat berarti bagiku. tapi karena aku sudah 30 tahun, sekarang sudah berbeda." kata kilat.
"apa bedanya?" tanya cakkaz
"terkadang aku berpikir, apakah sebenarnya salah kita bersama selama ini..."
"kita saling menyukai, aku cinta kau, kau cinta aku, apanya yang salah?" potong cakkaz
"karena kita tidak bisa hidup di dunia hanya dengan cinta seperti anak kecil. kita tidak bisa bertahan hidup hanya dengan cinta, hanya lihat kedepan, dan hanya memimpikan masa depan dengannya."
"itu...." belum sempat cakkaz berbicara, kilat sudah memotongnya. [daging kalli dipotong(??)]
"melihat orang-orang di sekitarku mereka saling mencintai. tapi bukan berarti mereka berakhir dengan menikah satu sama lain,"
"jadi, kau akan bilang, kau akan menikah dengan laki-laki yang tak kau cintai itu?" tanya cakkaz
"hmm,"
"kenapa kau seperti itu? kenapa?!"
"kau...! apa yang kau rencanakan untuk membahagiakan ku? dengan hati cinta aku itu? kau bisa membuatku bahagia dengan itu dengan sisa waktu hidupku?" kata kilat dengan nada tinggi, "lalu kenapa kau tidak temui orang tuaku dengan percaya diri seperti yang kau lakukan sekarang ini, dan menikahiku? kau bisa? ha?" lanjut kilat.
cakkaz menghembuskan nafas pendek.
"tidak bisa kan? iya kan?" kata kilat.
"itu lah kenapa...." ujar cakkaz
"kau tidak bisa kan? katanya kau cinta aku, tapi tidak. bagimu, harga dirimu yang penting, kalau ini sulit, orang tuaku akan membantu kita. tapi kau tak menerimanya iya kan?!" kata kilat.
"itu..." cakkaz mulai berbicara dengan nada tinggi, lagi-lagi kilat memotongnya.
"itu apa?! harga dirimu lebih penting daripada aku. kalau kau benar-benar cinta aku, dan aku penting bagimu, harga dirimu takkan menjadi soal. dan juga, buruk kah menerima bantuan dari orang tuaku? langit akan hancur? atau harga dirimu akan jatuh ke tanah, begitu? cakkaz... jangan kita bahas ini lagi," ucap kilat.
"aku lelah berdebat, aku akan menjaga setiap saat yang sudah kita lalui sebagai kenangan berharga," lanjut kilat.
"kil...."
"ayo kita akhiri," ucap kilat
Telepon nya terputus. cakkaz lalu pergi ke sebuah taman, dan tidur di rerumputan sambil menatap bintang. sedih.

---

Barbie baru mendapat kabar dari cakkwe dan hari ini ia akan bertemu. jadi, pertemuannya dengan cakkaz di tunda. jelaslah. dia lebih memilih bertemu dengan pacarnya di banding orang asing.
"aku ingin ngomong sesuatu," kata cakkwe.
barbie tersenyum.
"kita harus mengakhiri hubungan ini," kata cakkwe
barbie tersenyum walau hatinya sangat kaget seperti sebuah batu memukul hatinya.
"maafkan aku, aku tidak bisa...." kata cakkwe
barbie masih diam, bibirnya masih tersenyum.
"aku akan menyuruhnya ke sini,"
barbie tersenyum.
"halo?" kata cakkwe berbicara dengan seseorang di seberang sana.
"sayang, kamu dimana sih?" kata cakkwe.
barbie masih tersenyum melihatnya.
"oke,kamu harus datang ke sini. cafe tempat biasa kita ngobrol berdua," kata cakkwe.
barbie masih saja tersenyum.
tanpa menunggu lama, seorang cewek menghampiri mereka.
"ini tunanganku," cakkwe memperkenalkan tunangannya pada barbie.
barbie tersenyum.
"dia siapa, sayang?" tanya cewek itu.
"dia sahabatku," kata cakkwe.
"oho... kilat." kata kilat sambil mengulurkan tangannya pada barbie.
"barbie," barbie membalas uluran tangan kilat sambil tersenyum.
"bulan depan aku akan menikah dengannya," kata cakkwe pada barbie lalu memandang kilat.
barbie masih tersenyum.
"kau tidak apa-apa, barbie?" tanya cakkwe.
barbie tetap tersenyum
hening.
canggung.
"baiklah, masih banyak yang harus ku urus, aku pergi dulu," kata cakkwe lalu pergi menggandeng tangan kilat.
setelah cakkwe dan kilat keluar dari cafe itu. tangis barbie langsung pecah. mumpung cafe ini sangat sepi, dia menangis sejadi-jadinya. bagaimana bisa dia mengatakan akan menikah bulan depan? apakah dia tidak sadar aku ini pacarnya? bahkan, bisa di lihat dari tampangnya, dia sangat tidak peduli. layaknya aku hanyalah debu. barbie tak berhentinya mengeluarkan air dari matanya. tulang-tulangnya seketika terasa lemas untuk bangkit.

---

"astaga, baru juga dua hari, kau sudah banyak memiliki perubahan. sudah sarapan? ayo makan bersama kalau belum," kata cakkaz ketika bertemu dengan barbie.
"oke,kameraku?" tanya barbie
"ini. kau sendirian? tanpa pacarmu?" tanya cakkaz
"pacar apa?!" tanya barbie
cakkaz tertawa kecil, "laki-laki di kameramu bukan pacarmu? kalian berdua kelihatan mesra sekali."
"kenapa kau melihat-lihat foto orang lain?!" kata barbie bernada tinggi.
"tidak....aku....karna itu bukan punyaku," ujar cakkaz
"apa-apaan itu?"
"aku hanya memeriksa, itu betulan punyamu atau tidak, kenapa kau marah? ayo sarapan. mau makan apa?"
Cakkaz dan barbie pergi ke sebuah rumah makan. setelah makan, mereka memutuskan untuk jalan-jalan ke sebuah mall.
"hem.." cakkaz berdehem, "bagaimana? sekarang kau sudah kenyang. mood mu sudah bagus, bukan?"
"ah begitulah..."kata barbie.
"ngomong-ngomong, kita belum berkenalan. aku cakkaz,"
"aku barbie. kau liburan sendirian?"
"ya, kau juga?" tanya cakkaz
"ya."
"ohoo...padahal ini bukan musim liburan,"
"ah, hanya saja.... aku benar-benar cemas."
"astaga.... kenapa kau cemas?"
"aku di campakkan pacarku padahal sudah 7 tahun," ujar barbie
"benarkah? wah..."
"apa-apan wah itu?"
"aku juga," kata cakkaz sambil tertawa kecil, "aku di campakkan pacarku, 7 tahun juga."
"hah?"
"kita senasib disini." ujar cakkaz.
"oo, jadi, itu kenapa kau liburan ke sini?" tanya barbie
"ya,"
"bolehkah aku tanya kenapa kalian putus?" tanya barbie [again._.]
lalu cakkaz menceritakan semuanya, cakkaz menceritakan bahwa kilat akan menikah dengan orang lain.

---

"hai kilat," kata cakkaz sambil tersenyum
"kau mabuk?"
"tidak...hanya sedikit....hidup susah.....bulan depan...." cakkaz berhenti sejanak, "kau menikah?"
"hmm...."
cakkaz menghembuskan nafas panjang.
"baru tiga bulan kita putus, haruskah aku memberi selamat?" tanya cakkaz.
"tak perlu," kata kilat sambil menatap cakkaz, "lupakan. kau tak perlu mengucapkan hal-hal semacam itu,"
"kurasa aku tidak bisa menyelematimu," kata cakkaz sambil tertawa kecil, "satu persen ketulusanku saja tidak ada,"
"aku tau," ucap kilat
"kau tau apa? kau memahami hatiku? hah? bilang putus dengan mudah lalu menikah 3 bulan kemudian," kata cakkaz, "kau... mana bisa kau mengerti perasaanku? bilang padaku, bagaimana perasaanku sekarang, hah?!" lanjutnya.
"bilang padaku!! kau tidak bisa!!" kata cakkaz dengan nada membentak.
"cakkaz. kau mabuk."
"tentu saja. aku baru saja minum. mana mungkin aku tak mabuk. setelah putus aku tak bisa melupakanmu jadi aku minum setiap hari dan berpikir apa salahku? setiap malam. tapi ternyata kau sudah menentukan tanggal pernikahan. yasudah."
"cakkaz.... jangan seperti ini, kita putus dengan baik-baik dan tak akan saling membenci, iya kan?" tanya kilat.
"hm..kau benar, kita tak saling membenci. lalu kenapa kita putus, hah?!" cakkaz tertawa kecil, "apa pernikahan sepenting itu untuk hidupmu?"
"kau mabuk berat. aku akan pergi duluan. dan lebih baik kau tidak menghubungiku untuk hal-hal semacam ini lagi." lalu kilat pergi.

---

hari ini, cakkaz dan barbie akan bertemu lagi, sudah berapa kali cakkaz dan barbie jalan bersama. dan ini adalah kesekian kalinya.
"hmm... so, jadi dia sudah menikah?" tanya barbie lalu dia menaiki eskalator.
"ya, dia menikah dua hari yang lalu,"
"ah... bagaimana.... kau baik-baik saja?"
"ya, lumayan." jawab cakkaz.
"ah... jadi begitu...."
"kenapa?" tanya cakkaz
"tidak, hanya saja... saat pertama kali aku menghubungimu kau seperti sama sekali tak punya semangat."
"ohh"
"bisa di bilang kau terdengar tidak merasa perlu mengambil kopermu. pokoknya kau terdengar tak baik,"
cakkaz tertawa kecil.
"jadi ternyata sesuatu seperti itu terjadi.." ujar barbie
"lalu bagaimana dengan pacarmu? kenapa putus?" tanya cakkaz
lalu barbie menceritakan semuanya kejadiannya bersama cakkwe sewaktu di cafe.
"ohh begitu.." kata cakkaz.
"begitulah kami putus,"
"lalu, sesakit itu?"
"ya, bahkan badanku terasa tak enak,"
"bocah itu hanya sampah," kata cakkaz lalu melanjutkan, "lupakan saja dia, ini sesuatu yang ku katakan untukku juga kok. lupakan semuanya, buang semua kemurunganmu."
barbie tertawa kecil, "aku juga inginnya begitu, tetapi 7 tahun bukan waktu yang mudah untuk di lupakan. telah banyak yang ku lalui bersamanya, aku tidak bisa melupakannya. membuatku sebal,marah, tak mudah di lalui. makanya aku beli tiket lalu liburan ke roma," barbie menghembuskan nafas, "mungkin aku akan berhasil melewati ini dan melupakannya,"
"hmm..." cakkaz berdehem, "walau apapun yang ku katakan padamu sekarang tak membuatmu nyaman, tapi kurasa dengan kenangan baru di waktu yang baru. dengan orang yang baru,"
"kau akan mampu melupakan orang itu dan semua kenangan tentangnya," lanjut cakkaz
"mm.. haha, kurasa begitu,"
"jadi dengan pikiran seperti itu kita akan pergi dan membuat kenangan bersama?"
lalu cakkaz dan barbie tertawa bersama
tiba-tiba handphone barbie bergetar. sebuah pesan baru saja di terima. saking asiknya memegang hp, barbie merasa, dia telah menabrak seseorang.
"maaf... eh? kilat?" kata barbie setengah kaget, kemudian ia menatap cakkwe yang ada di samping kilat.
"barbie?" cakkwe menatap cakkaz. "dia siapa?"
barbie langsung menggandeng tangan cakkaz. "dia pacar baru ku,"
cakkaz tersenyum. "kita bertemu lagi," lalu menepuk pundak cakkwe, "setelah pertengkaran sewaktu kita SMA dulu," ucap cakkaz lirih.
"cak...cakkaz?" kata kilat menatap cakkaz, "dia pacarmu?"
"yap," ucap cakkaz tersenyum.
"kau kenal dia?" kata barbie.
"ya," kata cakkaz sambil tersenyum.
"barb, aku ingin bicara,"
lalu barbie dan cakkwe menjauh dari cakkaz dan kilat.
"kenapa?"
"bagaimana mungkin kau pacaran dengan dia? dia musuh bebuyutan ku sewaktu SMA, bukan kah kau tau itu? tidak mungkin kau melupakannya,"
"aku ingat. memangnya kenapa kalau aku berpacaran dengannya?"
"ya, dia kan musuh ku!"
"apa hubungannya dengan musuh mu? kenapa kau melarangku berpacaran dengannya?"
"karena aku tidak suka!"
"aku akan menikah dengannya dua bulan lagi," kata barbie tidak sadar akan mengeluarkan kata itu.
"apa?!"
"apa hak mu melarangku? kau siapanya aku? bukan kah kau tidak ada lagi hubungannya denganku? sebatas teman pun tidak ada lagi. aku selalu mengsms mu. kau tidak membalasnya. menelponmu kau tidak mengangkatnya."
"maaf kan aku, aku...."
"ya-ya," barbie memotongnya, "aku tau kau pengantin baru, mungkin kau sangat sibuk," lalu barbie kembali mendatangi cakkaz, dari kejauhan cakkaz dan kilat juga sepertinya sedang berdebat.
"oh untunglah kau datang, kita pulang sekarang yuk," kata cakkaz lalu menggenggam tangan barbie dan tersenyum pada cakkwe dan kilat.
"dunia ini sangat sempit, bukan?" kata cakkaz
"ya, kau benar."
"maaf perkataan ku tadi, hanya saja...."
"ya aku tau," cakkaz memandang barbie. "aku juga.... ingin.... seperti itu.... kita lebih dari teman,"
barbie menatap cakkaz lalu tersenyum.

---

Setelah pertemuannya dengan cakkaz, kilat kebanyakan menyendiri. bahkan kebanyakan memikirkan cakkaz. dia salah. tak seharusnya dia meninggalkan cakkaz waktu itu. tak seharusnya dia menikah dengan cakkwe yang jelas-jelas hanya karna terpaksa. dia sudah terlambat. semuanya terlambat. aku menyia-nyiakan semuanya. kilat membaringkan tubuhnya, menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan menghadap ke kanan. pipinya basah. dia menangis. dia menyesal.

My eyes are screaming for the sight of you..
And tonight I'm dreaming of all the things that we've been through..
And I can't hold on to you..
So I guess I feel lonely, too..

---

end dec,hihi. kurang seru sih endingnya._.
but, I hope you like it. kesempurnaan hanyalah milik tuhan jadi maap kalo ada salah ketik,hehe.
Thank you for reading guys.
Love you my readers in my blog. xx

Senin, 05 Agustus 2013

Story

MonsterSitter


(udah gue bilang kan gue gabisa ngedit? lagipula gue edit ini pas ceritanya selesai jadi mungkin jelek karna kecapekan hhe.)

Player: - @putarftr
           - @Shinia_JKT48
           - @hinggana
           - @ceritathomass
           - @Vel_FRAME
           - @Reu_Kethaniel
           - @rnalwan
           - @agarhpincilla

Genre: gue gatau guys,mungkin romance.

Summary: Putar ngejatuhin i-Pad ceri! cerita thomas itu anggota geng yang paling galak disekolahnya. mau nggak mau putar kudu ngengorbanin waktu liburannya dengan kerja. dan kerjaan yang memungkinkan hanya babysitter! tapi, apa jadinya kalo yang harus dijaga adalah bayi monster? maksudnya, cowok sebaya dengannya. putar harus siap menghadapi cowok yang memiliki dua kepribadian ganda itu. di satu saat, cowok itu ngeselin banget sampai keubun-ubun putar, tapi disaat lain, cowok itu bisa romantis sampai hati putar berdebar-debar. siapa sih cowok itu? apa hubungannya dengan geng antar sekolahnya?

nb: cerita ini gue terinspirasi dari novel jadi, gue jadiin short story hehe. hatihati, typo tersebar dimana-mana hehe. buat kamu yang lagi bete, ditingga; pacar, negjomblo, ataupun ditolah cinta mendingan baca ini biar bisa happy apalagi buat yang jatuh cinta, dijamin tambah sayang sama gebetannya deh! HAHAHAHAHA.

-

        Aku berjalan menyusuri koridor sekolah, dan pemandangan sekolah ini tidak pernah berubah sejak aku masuk ke sini. Padahal, sebentar lagi aku naik kelas tiga, aku belum mendapatkan yang menarik dari sekolah ini. Disekolah sekarang ini, sebenarnya rata-rata punya geng. bahkan biasanya kalo jam istirahat, kantin dipenuhi oleh beberapa geng biasanya mereka sedang asyik dengan obrolan aneh mereka. Terlihat beberapa anak berdiri didepan perpustakaan adalah tujuh cowok berbingkai yang terjun di dunia teknologi. mereka menamakan dirinya Kompilasi--KOMPuter,Informasi,LAyar monitor, dan Situs resmI.
        Nama dan singkatan yang bagus buatku. cuma sayang, mereka hanya mengutak-atik web server seharian, yang letaknya disamping lab bahasa. Pulang sekolah, sebelum sekolah, siapa pun bisa menemukan ketujuh cowok ini sedang mengoperasikan komputer di ruangan itu. Mereka adalah pembuat situs resmi sekolah, sekaligus monitor resmi seluruh komputer yang ada di sekolah ini.
       Lima cewek yang sedang berjalan yang sepertinya menebar pesona adalah lima cewek menyebalkan yang tertawa-tawa buat hal yang nggak penting. Mozon--Model Zone.
       Lima orang cewek tinggi, kurus, cheerleader, dan masing-masingnya adalah model di lima majalah berbeda. Nggak absen setiap minggu kalo bukan karena mengikuti fashion show di luar kota. Sayangnya, mereka high profile. Mereka berjalan dengan dagu yang di angkat dan nggak peduli orang-orang yang di bawahnya. Dan tiga bulan terakhir, mereka hanya berinteraksi dengan mereka berlima, sama sekali nggak menggubris ratusan murid lain disekitarnya. Benar-benar geng cewek sombong menyebalkan!
       Yang lagi berjalan, mungkin menuju kantin berkumpul pula lima cewek menyebalkan berikutnya. Rebonding Galz.
        Cewek sombong yang bodoh.
        Tinggi mereka nggak ada yang melebihi 160 cm, namun lagaknya seperti model bertinggi tiga meter.. Based on their name, rambut mereka lurus semua. Lima orang berbeda berambut lurus. Yang satu chubby, disampingnya pendek, sampingnya lagi jerawatan, di depannya betty la fea, dan kirinya pucat pasi. Kekuatan mereka hanya pada harta yang melimpah. Satu di antaranya punya mobil, dan mereka selalu make mobil itu ke mana-mana. Keliatan banget come from deso-nya.
       And then, ada geng yang juga sepertinya menuju kantin yang terdiri dari tiga cowok menyebalkan.
       Jagad. Bukan singkatan. Pimpinannya adalah, Veleryan Ivan. Anaknya Mr.Ivan. Yang menyebut dirinya Bison. Kemudian temannya Reu si Rimba, dan Alwan si Alam. Tiga kombinasi aneh antara Bison, Rimba, Alam, Yang berikutnya dinamakan Jagad. Apa hubungannya, coba?!
       Si Bison yang tajir banget, plus ganteng banget. Every girls here love him, nggak terkecuali Mozon. Hanya yang namanya Vel tuh, cuek dan judes banget! Vel benci beberapa jenis cewek. dan sepertinya, fans dia hanya di dominasi cewek cewek pemimpi.
       Bukan gue banget!
       Satu kelompok lagi. Influence in prestise, and everyone love them. Mereke adalah.....
       Kami. Aku, Shinia si Centil, dan si Modis Gana. Jangan heran, kami adalah geng yang kocak, cantik, berprestasi, dan low profile. Kami termasuk anak rajin, berbakat, juga entertain. Dan yang menarik dari kami adalah, kami bertiga hampir kembar. Tinggi kami semua 170 cm. Kulit kami putih. Badan langsing, dengan berat sama-sama 49 kg. Kami memiliki rambut indah yang mengembang sebahu, dan cara berjalan layaknya pageant delegates. Menurut kabar, nggak ada yang membenci kami, kecuali empat rival kami barusan. more over, Jagad sepertinya jijik melihat kami.
       Do you know something? We really don't care.
       Aku, Putar, Keturunan Arab-Melayu dan aku nggak pernah menggunakan kata ganti gue-elo untuk kata ganti diriku. Ucapanku terkadang kaku serta baku, dan berdasarkan poling, I am dearest among other. Saking ramahnya,saking murah senyumnya,saking low profilenya semua orang sayang padaku hehehe....
       Oke pindah ke si Centil, Shinia, Keturunan Sunda-Spanyol. Dia sedikit kacau dan ucapannya belepotan. Shinia menggunakan provider gue-elo yang sering menyisipkan bahasa sunda didalamnya. Sundanya medok dan Shinia kesulitan untuk melepaskan itu. Shinia pandai bernyanyi dan terkadang kami mendapatkannya bersikap bodoh.
       Sekarang si cantik yang mirip denganku, Gana, keturunan Aussie-Jawa. Lain daripada Shinia, Gana pengguna kata gue-elo dan selalu menyisipkan bahasa inggris di dalamnya. Gana pandai menari dan lolos audisi cheerleader. Namun sayang, Mozon memojokkannya. dan bulan lalu, Gana memutuskan untuk keluar. Suatu langkah yang bagus.
       Kami di panggil Tweenies oleh orang-orang. Tweenies--acara boneka tv yang tokohnya hampir kembar. Bahkan Ibuku pernah salah menepuk bahu Gana, meskipun yang dipanggil adalah aku.

---

"Aduh,kita tuh bukan ngapalin, malah main ke mall, sih?!" Seruku begitu memasuki pintu besar Bandung Indah Plaza. Padahal tiga hari lagi kami ulangan umum semester dua. Tapi seperti apa yang kami lakukan sewaktu semester satu--walaupun sama sekali nggak belajar--kami meraih peringkat sepuluh besar di kelas.
"Like we always do, biasanya juga kita nggak ngapalin," Ungkap Gana.
       Lumayan lama, kami tiga jam mutar-mutar BIP. Sekitar hampir maghrib kami istirahat di food court. Aku memesan seporsi crepes, Gana memesan segelas es cream, dan Shinia memesan ice crepes. Ketika menyantap dinner break kami sama sekali tidak mengobrol.
       Tiba-tiba Hpku bergetar. sebuah pesan baru saja diterima aku merogoh saku rokku.
       kmu dmn? cpt plg! 
       udh mlm. senin kan ulum
       nb: ada ov
       Dari mama, aku melirik jam di pergelangan tanganku jam 19.00!
"shin,gan, aku pulang dulu ya, mama udah nyuruh pulang nih," kataku pada yang lain.
"elo teh mau ke mana, sih?" shinia mencoba mencegahku.
"Mamaku usah ngeSMS nyuruh pulang, sorry ya! kalian bisa pulang berdua kan?"
"iya iya.... ntar kalo ada uang receh di jalan, jangan dipungut dulu ya! kasih tau aja tempatnya nanti gue nyusul," Tambah shinia
"Apaan sih?"
aku melambai kepada mereka lalu pulang, kenapa aku terburu-buru? karna sepupuku datang,namanya pincilla. aku sih manggilnya pin.

---

Aku membuka pintu cepat dan langsung menyambar pin, kututup telinganya dari belakang dan kusuruh menebak, "siapa coba?"
"ini telinga gue, woi" pin menggeser tanganku dan menutup matanya sendiri. kemudian dia menebak, "ngg...siapa ya?"
Aku cekikikan.
"ayo-ayo...tebak aku!" aku tertawa kecil.
"ng.... Spongebob Squarepants?"
"Hohoho...tentu aja bukan"
"sailormoon? wedding peach? power ranger pink? iteung?"
"hah? iteung?" aku kaget
"iteung tuh, tokohnya kebayan, gitu deh!"
"iih,mana novelnya?" aku menggelitiknya sambil tertawa-tawa
"ampun-ampun... lo tuh kemana aja sampai pulang malem gini? ambil kelas karyawan, neng?"
"kelas karyawan apaan? kelas malem? ih enak aja!" aku melempar tas ku keatas meja lalu membaringkan diri diatas kasur. "mana novelnya?"
"iyaiya. Ada di kantong gue, nanti deh, besok aja bacanya, gue bawa banyak, kok!"
aku langsung turun dari kasur lalu mengganti seragamku dengan piyama.
"Hey putar, gimana keadaan...... Bison?" Pin tertawa kecil.
"ngngng..... Bison mana? Bison diafrika sih, masih banyak. Bison di amerika udah langka banget. Kamu mau melihara Bison di bogor?"
"Aduh ya, Bison temen sekelas elo gitu, lho! masa iya gue ngeceng bison beneran!" Pin bangkit kemudian duduk.
"ngg...baik-baik aja,tadi aku ketemu dia dan biasa dia kumpul bareng gengnya"
"elo kan temen sekelasnya? kok ngomongnya 'tadi dikantin', sih?"
"ya... dia jarang di kelas, keluar kelas terus."
"oh ya! gue mau nunjukin elo sesuatu" pin berlari kecil menuju ranselnya.
"oh ini novelnya!"
kemudian dia melanjutkan merogoh ranselnya.
"apaan tuh?" aku menghampirinya sebuah kotak hitam berbentuk seperti notebook.
"aa.... notebook!" seru pin, mengeluarkannya, kemudian membuka monitor yang menjadi penutupnya.
"dapet dari mana, nih?"
"beli dong, ah! cuma lima jeti di jakarta. ada pameran elektronik gitu deh. harusnya sembilan juta tapi diskon jadi lima juta. Om roy yang beliin, hadiah ulang tahun getoh!" pin nyengir bangga.
"ulang tahun kamu kan, masih tujuh bulan lagi?!"
"biarin dong, ah! terserah om roy-nya aja, eh om roy ngasih ini ke elo" pin mengeluarkan lima lembar voucher kartu prabayar.
"hah? voucher?"
"iya... buat elo semuanya. ada lima! yang seratus ribuan lagi."
"kamu kok dikasih lima juta sedangkan aku lima ratus ribu?"
"nggak usah sirik! lumayan, kan? daripada nggak!"

---

"Hore! gue udah dapet kartu peserta. it's an east thing to get, honey! cepetan ke loket SPP. but, you must have paid your SPP. cepetan!" seru Gana
"gue mah udah dapet dari kemarin," kata shinia.
lah aku sendiri belum ngambil, bisa gawat nih!
"aku mau ke BP dulu, ya!" aku bangkit dan meninggalkan mereka tergesa-gesa.
"cepetan, ya!" seru Gana
"dijual terpisah!" lanjut shinia
"apaan sih?!"
aku menghentikan lari perlahan dan menatap kumpulan murid yang ngantre ngambil kartu peserta di loket SPP. banyak sekali. aku menghampiri kerumunan itu, dan melihat orang-orang membayar SPP.
eh mana? bukan kok! aku kan udah membayar.
aku menerobos kerumunan itu dan menghampiri petugas.
"Bu, ngambil kartu peserta dimana, ya?" seruku ditengah bisingnya.
"ke wali kelas, kartu peserta mah!" jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya.
yaampun! terus ngapain juga aku kesini?
aku berbalik dan berjalan menuju kelas. belum juga sampe di depan kelas, seorang cowok menghalangi jalanku dan berjalan menghadap kedepan bu Lina, sepertinya dia Vel, jagad leader. kemudian aku berbelok dan berdiri disampingnya. bu lina itu wali kelas kami, dan jangan heran kalo bahasanya aneh.
"ada apa kalian teh kesini? kenapa kalian teh?" tanyanya
"mau ngambil kartu peserta bu!" serobot vel. ugh padahal aku juga ingin mengatakan kalimat seperti itu! aku tersenyum dan mengatakan, "aku juga"
"oh, kalian teh udah membayar SPP belum? da nanti teh kepala sekolah marah-marah ke ibu kalo kalian belum bayar mah. kalian teh harus membayar SPP dulu. harus lunas. agar nanti administrasinya jadi lancar, gituh!"
"udah dong, bu!" seru vel bangga menyerobot lagi.
aduh, ya, terus kapan aku bisa ngomong?
"bagus atuh kalo gitu mah" kata bu lina
"tapi.,mana kuitansi lunasnya?"
kuitansi lunas? hah, aku kan lunasnya dua bulan lalu, jadi nggak ada kuitansi-kuitansi segala!
"nggak dikasih kuitansi, bu!" seruku cepat-cepat
vel menatapku judes dan merogoh sakunya mengeluarkan kuitansi lalu memberikan pada bu lina.
"ah, dia mah, dasar tukang boong, bu!" seru vel
heh! kurang ajar!
"bu... saya tuh lunasnya udah dua bulan lalu. dan waktu itu gak pake kuitansi segala, bu," jelasku.
"sebentar atuh ya! ibu cek dulu" lalu bu lina membuka komputernya mencari-cari nama.
"su....mar....ni! mana? kamu belum bayar!" serunya
"aduh ya, bu! nama saya tuh putar bukan sumarni!"
"oh putar, kirain ibu teh kamu sumarni" kata bu lina sambil tertawa kecil.
"itu tuh, absen nomor empat!" kataku pada bu lina.
"oh iya, kamu udah bayar, udah lunas" katanya
"cepetan, bu! mana kartunya!" seru vel memaksa.
"iya ini. eh sebelum ibu kasih, tolong beliin ibu bakso ya terus minumnya beli lempn tea di ucup!"
"kartunya dulu atuh, ibu!" rengek vel
"ih beliin ibu makanan dulu, ibu teh belum makan dari tadi pagi, ibu teh laper" kata bu lina tertawa [kasian amat ye-_-]
"itu ada si putari bu!" seru vel
nahloh, kok dia manggil aku putari sih? ih apa banget!\
"mana namanya putari?"
ih ibu mah!
"saya bu," aku menyahut
"oh kamu.. loh tadi kamu bilang nama kamu putar, kamu nyamar sebagai putari ya supaya dibilang lunas?"
"engga atuh bu, saya dipanggil putari, terkadang" kataku padahal enggak pernah sama sekali.
"yaudah,tolong beliin ibu bakso"
putar berjalan kekantin sendirian.
"kamu juga ikut, vel!" seru bu lina
"males, ah!" seru vel enteng
"eh males males, ayo cepet! nanti kalo udah kalian kembali ya"
meski agak kesal vel berjalan kearahku. aku sama sekali tidak pernah berharap seperti ini! ugh! sungguh aneh bukan salah satu tweenies dan jagad berjalan berdua.
aku berjalan lebih cepat darinya dan berusaha meninggalkannya, tapi vel juga berusaha menjajarkan dirinya, aku berjalan lebih cepat lagi tapi....
Bukk!!
kakiku tersandung di sebuah batu bata dekat koridor, aku terjatuh tapi vel menahanku dibelakang. sebelum kusela dia untuk melepaskan tanganku, aku merasakan suasana berbeda antara aku dan vel.
hm...penuh perlindungan.
tatapannya membuatku tenang, kami bertatapan hingga akhirnya menyadari status kami. [gue nggatau gue korban sinetron apa korban novel=))))]
"lain kali hati-hati, dong!" katanya sinis.
"kamu jangan pegang-pegang aku, ya!" aku berbalik menuju kantin, dengan muka kesal tapi hatiku tersenyum.

---

"elo tadi kemana, sih?" tanya gana ketika kami bertemu
"kemana kapan?" tanyaku
"tadi... waktu istirahat, after you take your test card, elo ilang gitu aja"
putar berpikir sejenak, oh iya tadikan aku beli makanan untuk bu lina bareng vel, "ngng... nggak kemana-mana tadi loket SPP penuh jadi agak lama"
"I feel that you are hiding something from me. ayo ceritain! tadi siang elo kenapa?" gana menatapku serius
"ayo putarr! elo nyembunyiin sesuatu ya?" tanyanya lagi
"eh shinia kemana? kok gak bareng ama kita?"
"jangan ngalihin pembicaraan! tell me please!"
"oke..oke tadi siang...."
pipppp pipppp...terdengar nyaring suara mobil dan semua orang melihat ke arah mobil itu.
"yaampun... siapa sih?!" gana ikutan kesal
aku mencoba bersikap tenang dan melihat mobil itu. mobil itu mobilnya vel jagad.
"eh tar tar, itukan mobilnya vel jagad, kurang ajar banget!" kata gana
"yup benar"
"oke... kita lanjutin lagi. sampai mana tadi?"
"nggg... tentang notebook!"
oh..oke let's move on"
"ngg... katanya dijakarta ada pameran elektronik, notebook sisa limajuta, murah banget, kan? aku jadi pengen beli,"
"eh tunggu dulu... lo jangan coba coba boongin gue ya! I remember! ayo lanjutin yang tadi" seru gana
"ya ya tadi aku ngambil kartu peserta tapi bukan diloket tapi di bu lina dan aku barengan sama vel"
"terus?"
"yaa aku bareng vel berdiri berdua bersampingan di depan bu lina mau ngambil kartu peserta buat ulum besok!"
"haaa?" gana melongo "kkk...kkalian berdiri berdua?? dia ngejek elo nggak?"
"nggak sih, vel kebanyakan diem daripada ngomong"
luna manggut manggut "terus?"
"terus? cuma gitu doang kok,nggak ada yang istimewa, kan?"

---

Pin tiba tiba menggebrak pintu dan berlari membawa notebooknya. tergantung kabel-kabel ditangannya.
"putar! gue bawa kabel modem nih!"
aku bangkit dan menatapnya, "apaan sih. ngangetin, aja!"
"jadi selama ini notebook kamu nggak ada internetnya?"
"nggak" jawab pin
"sekarang?"
"nggg... ya pake telepon elo! tenang aja, nyokap elo kok yang bayarin"
justru itu pin-oon! emangnya nyari duit kek nyari sampah?
"nah! kebuka deh!" kata pin
"apaan tuh?"
"situs resmi sekolah lo"
"tau darimana?"
"kan lo sendiri yang ngasih tau, yaa sapatau aja ada bison disini,"
"nah ini nih ada, ada bison gak yaa"
terbuka situs resmi sekolah ku, paling pertama terlihat foto kompilasi. ugh! dasar!
"aduh ya mana mungkin bison ada diantara cowok cowok pinter ini?" kataku pada pin
"gitu ya?"
lalu dia mengklik salah satu disitu. "kelas lo dimana sih?" tanyanya
"ngg.... itutuh yang bentuk L" kataku lalu kulihat pin mengklik huruf L itu.
"nah! dapet!! lo liat kan? gue dapet fotonya! kalo gue minta di elo harus nunggu berabad-abad, liat nih lewat internet nyarinya lima menit doang.....aaaa bison! makin ganteng!" seru pin.
putar hanya geleng-geleng kepala.

---

"hey! gue dapet kisi-kisi biologi nanti!" seru gana
"dapet darimana?" tanya shinia
"dari kelas dua..."
aku nggak tertarik dengan kisi-kisi itu, aku lumayan bisa di biologi, ya gana dan shinia memang lemah di biologi tapi jangan salah, kimianya sangat tinggi.
"tar, hp lo banyak misscall tuh!" kata luna
oh iya tadikan hp ku dipake rida. "yaudah,tungguin ya,aku ke kelas dulu"
aku lari terburu-buru ke kelas. namun, saking terburu-burunya kurasa aku telah menabrak seseorang dan terdengar sebuah benda pecah. astaga! aku menabrak ceri! dia cerita thomas! anggota rebonding galz dan setelah kutabrak i-Padnya jatuh pecah. astaga! apa yang telah kulakukan?
"aduh sorry, cer!" ucapku
"errrrr.....!" ceri menatao tajam putar. "lo punya mata gak sih? dasar banteng! main seruduk aja!"
"sorry cer,sorry!"
ceri mendorongku keras hingga jatuh, "pergi lo! pergi dari sini!" kata ceri sambil menangis.
"sorry cer, sorry banget," kataku
"sorry sorry, emang i-Pad gue itu bisa digantiin emang kata sorry lo itu? hah?!"
tiba-tiba anggota rebonding galz lainnya datang menghampiri ceri.
"kenapa, cer?"
"i-Pad gue, coba! lihat nih! ada banteng maen seruduk aja!" kata ceri dan menendang kaki ku lagi.
"udah,udah, nendang dia gak bakalan bikin i-Pad lo balik, lagi!"
"oke gue maafin, tetapi dengan satu syarat. lo harus balikin i-Pad gue. tetapi dalam bentuk barang,bukan duit,besok."
"hah?besok?mana mungkin gue dapet duit sebanyak itu untuk beli i-Pad?"
"okeoke,pokoknya harus cepet! minggu depan deh!"
"ceri?" putar menatap ceri dengan tatapan pasrah, "aku gak punya duit sebanyak itu,"
"okeoke,emang susah kompromi ama anak miskin, yaudah i-Pad gue harus balik hari pertama kita masuk di kelas tiga! harus!" kata ceri lalu meninggalkan putar sendirian.

---

selesai sudah ulangan umum semester dua, tweenies lega terkecuali putar. dia masih memikirkan i-Pad ceri.
putar menceritakan semuanya pada tweenies.
"lo kalo jalan pelan-pelan atuh," kata shinia
"iya waktu itu gue buru-buru kan kata luna banyak yang nelfon"
"okeoke,sekarang lo mau ngapain?" tanya gana
"mau nyari kerja aja deh,"
"gua teh tadi nyari lowongan pekerjaan, cuma dapet kerja babysister," kata shinia
"babysitter...," ralatku
"ya-ya ba-by-sit-ter" ucap shinia
"yaudah deh,serahin nomer telepon majikannya,"
"nih," kata shinia lalu menyerahkan kertas-kertas pada putar.
"oke,thanks yaa,gue mau pulang dulu,byee"

---

Sampa di rumah, sebenernya putar langsung ingin menelfon nomer itu. putar memang bukan berasal dari keluarga kaya tapi bukan juga berasal dari keluarga miskin. hidupnya sederhana saja, kalau dia minta di om roy sebenernya langsung dibeliin kok. hanya saja, putar berasal dari keluarga yang bertanggung jawab. ini kan ulahnya, dia tidak ingin menyusahkan orang lain. diketiklah nomor itu dihandphone putar. nomor yang sangat bagus. mudah sekali di hafal.
"halo..." terdengar suara perempuan yang sepertinya tidak terlalu tua
"halo.. saya ingin melamar jadi babysitter" kata putar
"oh? benarkah?" seketika orang di seberang sana bersemangat.
"yaa.."
"oke,anda sudah tau bagaimana?"
"bagaimana apanya? maaf saya belum tau,"
"anda sudah mengerti prosedurnya?"
"oke, begini dua minggu lagi, saya akan menghadiri pesta kantor saya di Amerika selama satu minggu, karena itu, kalo anda bersedia menjadi babysitter putra saya, anda harus menginap dirumah saya," jelasnya
"tidak masalah,"
"tapi... kebanyakan babysitter yang akan bekerja disini... langsung memundurkan diri setelah saya menyebutkan ciri-cirinya...."
aku langsung berpikir, bagaimanakah putranya? monster? vampir? harus jogging dulu kalo disuruh makan? suka menangis? suka menggigit?
oh, anything it would like. i have to accept this job.
"eng..... saya..menerima apapun yang terjadi,"
"anda menerima apapun? padahal saya belum menyebutkan ciri-ciri putra saya, lho!"
"puta saya benar-benar bandel. dia sangat susah diatur, bahkan dia bisa menghancurkan rumah dalam waktu lima detik"
prangg!!
terdengar bunyi kaca pecah diseberang sana.
"dede... jangan pecahin guci yang itu, guci itu harganya tujuh juta, kalo lagi kesal hancurin yang tiga juta aja" ku tau perempuan ini menjauhkan telepon dari mulutnya tapi bisa kudengar jelas dia berkata seperti itu.
aduh, ya semakmur apa sih perempuan ini?
"ehm..maaf dia sedang marah karna tidak ku izinkan keluar malam," katanya tiba-tiba
anaknya kelelawar, bu?
"jadi... putra saya....,"
"ya...?"
"jadi putra saya butuh tenaga ekstra untuk diasuh. kalo anda menerima pekerjaan ini, anda harus menemaninya membaca dongeng sebelum tidur, menemaninya nonton, bahkan menyuapinya ketika bermain PS, dan tenang saja ketika anda bekerja anda tidak perlu mengepel ataupun menyapu anda hanya harus fokus dengan putra saya,"
"oke,baiklah...."
segubuk-gubuknya rumah anda saya juga tidak akan bekerja seperti itu.
"kalau begitu minggu depan, minggu depannya lagi temui saya di preanger, kita bicarakan soal ini,"
"baiklah,"
"ngg.... tapi anda benar-benar menerima tawaran saya?"
"tentu,"
"ngomong-ngomong anda sudah punya pengalaman dalam mengurus anak?"
"ngg...ya..ya beberapa bayi......ya..." ucap putar berbohong
"oh ya? anda sudah memiliki buah hati?"
"tentu saja belum, saya masih enam belas tahun, saya masih SMA, saya sebagai babysitter hanya sebagai penghasil tambahan," putar berbohong lagi
"oh? boleh saya tahu nama anda?"
"Putar fitriani, panggil putar saja,"
"oke, dua minggu kedepan kita akan bertemu ya selamat malam, putar," katanya lalu menutup telepon.

---

selesai sudah terima rapor. dengan IQ yang katanya 142. cukup pintar seharusnya. namun aku jarang sekali mendapat peringkat pertama dikelas. setelah itu aku langsung bersiap-siap untuk mengunjungi bu Tiara. oh iya, nama pemilik bayi yang akan ku asuh nanti namanya bu Tiara. tapi aku merasa aneh kalau menyebut putranya sebagai bayi. dia sering keluar malem tapi sering dibacain dongeng setiap malem? sering disuapin kalo sedang main?
"kamu gak kepagian perginya?" tanya mama
"nggak, ma. aku takut telat,"
"ini masih jam tujuh loh,"
"gak papa deh, aku juga harus lihat bayinya kan kayak gimana,"
"yaudah, kamu hati-hati yah,"
"oke, mama. jangan rinduin aku yaa,"
"iya palingan kucing tetangga yang kangen sama kamu,"
aku dan mama langsung tertawa. sebelum pergi aku juga sudah punya rencana bertemu sama tweenies.

"jadi, lo beneran bekerja disitu, tar? really?" tanya gana
"yeah yeah,"
"elo teh semangat ya kerjanya," kata shinia
"oke,gue pergi dulu yaa,"
"byee tar, semoga berhasil ngurusnya, hahaha" kata gana.
kemudian aku menaiki taxi dan memberikan alamat itu ke sopirnya. [ceritanya gue sopirnya HAHAHA(?)]

---

ketika aku memasuki pelataran parkir, seseorang memanggilku.
"saya bu Tiara, kamu pasti putar, kan?"
"ya,ya saya putar," ujarku sambil tersenyum.
"bagus kalau begitu. ikutlah denganku," lalu aku mengikuti bu Tiara berjalan masuk menuju rumahnya.
"saya mohon, anak saya benar-benar butuh pengasuh yang juga bisa menjadi temannya. anak seusiamu pasti mengerti suasana hatinya,"
Aku memasang senyum.
"mulai besok saya akan menghadiri acara sekaligus workshop produk sejenis di Amerika selama seminggu. sudah banyak yang melamar jadi pengasuh putra saya disini namun tidak ada satupun yang betah, ada yang biasanya sudah ditengah-tengah malah ingin berhenti bekerja karena tidak sanggup, bahkan ada yang baru melihat anak saya dia sudah menolaknya. jadi, bagaimana denganmu?"
"ng.... akan saya coba semampunya,"
"oh iya, untuk masalah gaji, kamu...... mungkin..... bisa menentukan sendiri?"
apa?! menentukan sendiri?!
aku beneran bisa menentukannya sendiri? beneran nih? gak salah nih? kalo gitu aduh berapa yaa? berapa yaa? atau langsung lima juta aja yaa? aduh putar kebanyakan kaleee.... takutnya nggak sopan. eh tapi, guci tujuh juta aja gak ngaruh, mungkin duit lima juta gak akan keberatan kali ya buat mereka, hehehe.
"ngg..... maaf. gimana..... kalau..... lima juta?" aku tidak berani sebenarnya menatap bu Tiara. ketika aku melihatnya, tampangnya sangat kaget. tuh kan apa aku bilang bener... lima juta itu kebanyakan kaleee,nggak sopan amat deh kamu tar, aku segera memberikan senyum malu-malu lalu mengatakan, "maaf saya hanya bercanda,"
"kok dikit banget, sih?" tanyanya
apa?! sedikit?!
"kenapa nggak minta sepuluh juta aja sekalian? lima juta itu terlalu sedikit, itu harga hp pembantu saya," ujarnya sambil mengeluarkan agenda kecil dari sakunya.
"nggg...nggak usah deh, bu,"
"udah lah,sebelas juta aja, lima juta terlalu sedikit," katanya
"sebelas juta kebanyakan bu, aku tidak bisa memegang uang sebanyak itu,"
"kok kamu nawar sih?! udah ah, pokoknya dua belas juta," katanya sambil menulis dua belas juta di agenda kecilnya lalu menyerahkannya padaku.
"besok kamu mulai bekerja, kamu harus datang jam sembilan ya, pesawat saya jam sepuluh, maaf saya harus melanjutkan pekerjaan saya," katanya sebelum pergi dia tersenyum manis padaku.

---

"oke, mulai hari ini kamu akan bekerja, tetapi bukankah kamu datangnya terlalu pagi?" kata bu Tiara ketika aku datang jam setengah enam subuh.
"tidak bu, takutnya telat, hehe,"
"oke, sekarang kamu harus melihat putra saya, tetapi jam segini dia belum bangun, biasanya dia bangun jam sepuluh sedangkan jam segitu saya sudah pergi, dan ingat, jangan pernah meninggalkannya sendirian,"
"baiklah,"
"bagus,ikuti saya,"
bu Tiara dan Putar memasuki kamar putra bu tiara. mukanya tidak kelihatan karna dia tidur menghadap ke kanan,tubuhnya diselimuti dengan selimut tebal. bu tiara mendekati tubuh putranya itu aku mengikutinya dari belakang. ketika mukanya terlihat...... Astaga!!! itu vel!! Veleryan Jagad leader!!! astaga!!! demi?!?! aku tidak salah orang kan??!?! itu beneran Vel! astaga!!! aku melihat wajah bu tiara langsung cemas, "sekarang, kau masih mau menerima tawaran saya?"
"ngggng....." aku menggigit bibir bawahku, ragu.
"aku tahu, sekarang kau pasti akan menolaknya," kata bu Tiara menunduk, "kumohon..."
"baiklah,"
"baiklah? kamu menerimanya?" katanya bersemangat
"ya, sudah saya bilang, akan saya lakukan semampu saya.."
"oke,terimakasih"
Tiba-tiba handphone bu Tiara berdering.
"tunggu sebentar," lalu bu Tiara keluar dari kamar.
putar tak berhentinya menatap wajah yang dihadapannya. itu vel.... bener kan? yaampun... aku masih belum menyangka, sekarang vel dibawah asuhanku!
"ehm.." tiba tiba bu tiara datang, "pesawat saya dipercepat, bisa kah saya meninggalkan mu sekarang?" tanyanya
"oke,tidak masalah"
"terima kasih, jaga dia baik-baik, kumohon..."

---

"kamu sudah bangun?" tanya putar ketika melihat vel bergerak
"arrrgghhh!!! kkk...kkenapa kamu disini?!" tanyanya seperti sedang melihat setan.
"mulai sekarang, aku menjadi babysitter kamu" ujar putar sambil tersenyum.
"tidak! tidak mungkin! kenapa bukan nenek nenek yang kemarin saja?!"
"aku tidak tahu, sekarang bangunlah kemudian mandi,"
"tidak! aku tidak mau!"
"ayolah cepat sayang,bangun bangun.."
Setelah mengejar vel,akhirnya dia menurut juga, cukup melelahkan. setelah itu kusuruh makan.
"nah sekarang kamu harus makan, jangan sampai jadwal memberimu makan tiga kali sehari terlewatkan satu,"
"tidak mau! vel tidak mau makan!" katanya menangkis.
ugh,kenapa sih cowok ini menggantik kata aku-kamu menjadi nama dirinya sendiri?
"ayoo,kamu harus makan,"
"tidak mau! biasanya juga kalo mau makan, vel di gendong sama pengasuh, kok ini nggak?"
"baiklah," putar mencoba mendekat ke vel tetapi dia sadar, mungkin hanya dijahili saja, "hey,mana mungkin nenek-nenek bisa menggendongmu," kata putar
"jadi.... kamu ini nenek-nenek?" tanyanya
"bbukan.... bukan begitu, kata kamu yang kemarin mengasuh disini nenek-nenek, tapi bagaimana bisa nenek-nenek bisa menggendongmu?"
"yaa di bisain aja...."
dasar vel! "baiklah,mungkin lebih baik kalo makananmu diantar kesini saja," lalu putar keluar meminta mbok jess mengantar makanan untuk vel. setelah itu, vel duduk didepan tv, aku ikut menemaninya nonton.
"ceweknya jelek banget!" katanya
"ya suka suka dia dong, gimana wajahnya,"
"tapi vel tidak bisa serius nonton karna dia!"
"yaudah sih, gausah di nonton kenapa, kamu susah banget deh,"
"kamu ini kenapa sih?! jadi babysitter kok galak banget? gak kayak babysitter yang lainnya!"
"dengerinya ya vel, pertama saya bukan babysitter karna yang saya asuh adalah sama sekali nggak ada baby babynya sebut saya monstersitter. kedua... saya bukan galak sama kamu saya hanya nggg hanya mengucapkan sepotong kalimat" aku tersenyum sangat lebar
vel kebingungan.
"mengerti?" tanyaku
vel mengangguk yakin, "jadi, vel ini monster?"

---

vel udah siap di atas ranjang, dengan selimut menutupi tubuhnya. [nahloh mau ngapain ini=)))]
"cerita dong,"
putar menghampirinya lalu duduk disampingnya, "cerita apa?"
"terserah. mama suka cerita sebelum vel tidur,"
"oke...kalau begitu.... apa ya...?"
"cepetean dong,"
"okeoke aku akan mulai cerita," aku tersenyum lalu menerawang, "pada suatu hari....."
"zzzzzz"
astaga vel, baru juga tiga kata udah tertidur. aku memandanginya. napasnya beraturan,bola matanya kulihat menandakan dia udah tidur. huh dia bener bener udah tidur. yaudah ngapain juga ya aku disini? aku bangkit dari ranjang vel lalu berjalan keluar. tetapi bisa kurasakan ujung bajuku serasa tertahan. ternyata itu tangan vel. aku menarik bajuku tapi tidak bisa. tangannya sangat kuat.
"kamu mau kemana? temenin vel tidur!" rengeknya
"iih...apaan sih? kamu kan udah gede,masa tidur aja minta ditemenin,lampunya nyala kok!" kata putar karna seinget putar, bu Tiara pernah bilang vel itu takut gelap.
"yaa pelit amat sih? tau gak sih,babysitter yang lain selalu nemenin vel tidur,"
"aduh ya,kalau saya nenek nenek sih,gapapa, aman! tapi ini, umur kita cuma beda setahun. bahaya dong, ah!"
"dasar genit! pelit!" katanya lalu membalikkan badannya. marah.
"aduh ya, plis deh, yang genit itu siapa, sih?!" kataku lalu keluar dari kamar vel.
aku berjalan menuju ruangan yang tak pernah kumasuki, kulihat ruangan itu sangat gelap, aku masuk lalu mengambil buku untuk dibaca. [iyalah masa untuk dimakan...] ketika masuk kembali kekamarku aku kaget bukan anaconda apalagi bapaconda! sepertinya aku melihat fenomena yang..... hey! ngapain dia disitu?
"vel,keluar lah dari kamarku, kamu punya kamar sendiri,"
"vel mau tidur disini, aja!"
"ih kamu tuh punya kamar sendiri, ngapain tidur dikamarku? mau dibacain cerita lagi?"
"bukan gitu, vel takut tidur sendiri, biasanya juga pengasuh disini atau mama nemenin vel tidur. kok kamu nggak? mama ngga ngasih tau kamu ya?"
"tapi kamu kan udah gede, belajar tidur sendiri dong! kamu juga punya kamar sendiri, mestinya kamu tuh harus bisa tidur sendiri!"
"oh...ya-ya vel udah gede" katanya lalu bangkit dan menatapku marah, "udah terus aja,terus kamu ngehina vel, vel tau vel tuh pengecut cengeng penakut. vel memang bukan orang jaim kayak disekolah. vel emang manja aneh. udah... terus deh ngehina vel, vel emang abnormal. vel jahat udah bikin mama nangis gara-gara vel punya sifat kayak gini,"
"bukan begitu, vel!" aku duduk lalu menenagkannya. apa ini? kenapa vel seperti ini?
"udah-udah! gak perlu make acara rayu gitu segala. kalo emang mau ngejek sih, ejek vel aja, silahkan aja. vel udah sering kok diejek orang, tapi kalo dari sononya vel kayak gini, emang mau gimana lagi, sih? orang-orang tuh kenapa sih gak pernah ngertiin vel?" bisa kurasakan vel sangat sedih ketika mengucapkan kata terakhir.
"vel...." kuusap tangannya.
"udah! ejek aja! silakan! ayo ejek vel, kalo emang kamu mau ngejatuhin vel, silakan aja! waktu yang tepat kok sekarang. vel tuh tau vel nggak pantes banget untuk hidup. kamu jijik kan liat vel kayak gini? duh cewek mana sih yang gak jijik liat vel kayak gini. vel juga bingung kenapa tuhan ngeciptain orang kayak vel,"
"hush! jangan nyalahin tuhan!" potongku
"berisik!" potong vel, "udah lah kalau memang kamu jijik liat vel kayak gini, kamu bisa pergi kok dari sini. vel akan bayar kamu dua kali lipat. ayo silakan saja, kau bisa bebas dari vel dan mendapatkan duit lebih banyak. ayo kasih tau vel kamu dibayar berapa sama mama? berapa?"
"vel...aku tidak....."
"udah-udah. mending vel tidur sendiri aja, trauma seumur idup juga bodo amat. ngapain juga vel masih idup,"
"VEL!" akhirnya putar berteriak. dan vel terdiam.
"vel,aku tuh gak pernah masalah sama keadaan kamu kayak gini, aku bahkan sama sekali tidak risih. menurut aku, kamu kayak cowok lain kok. semua orang juga sayang kok sama kamu, pembantu disini,pengasih yang pernah asuh kamu,mama kamu,bahkan tuhan. tuhan gak pernah kan tiba-tiba nyabut nyawa kamu hanya karna kamu kayak gini? tuhan itu masih sayang sama kamu vel. vel, aku gak pernah peduli kok,kamu cengeng kek pengecut kek penakut kek aku tidak pernah peduli sama itu semua aku hanya kesal karna kamu tiba-tiba pesimis begitu. kamu selalu saja berpikiran negatif. kalo itu aku benar-benar gak suka. kamu itu harus optimis. jangan hancur,jangan terjatuh karna ejekan orang lain. orang lain? so what gitu lho! ngapain juga dia urusin idup kamu? tuh orang siapa kamu sampai ngejek-ngejek kamu segala? tuhan aja gak pernah ngejek ngejek kamu, kan?" jelasku pada vel panjang lebar.
ehm.... mungkin aku bisa menemaninya tidur,kan dia polos jadi gak akan berpikir macam-macam kan?
"ehm...aku mungkin bisa menemanimu tidur tapi tidak seranjang. karna kita ini seumuran vel, kau tahu kan? apa kata orang kalo begitu? bukan muhrim. kamu mengerti kan?"
"oke,makasih ya, maaf udah ganggu kamu. hanya saja, biasanya vel memang selalu ditemenin tidur, kalo gak ada nemenin,vel ngerasa, sepertinya ve; tidak tidur tapi, vel berusaha akan tidur sendiri. maaf udah ganggu kamu selamat malam," lalu vel keluar begitu saja dari kamarku. aku melongo heran melihatnya.

---

       besoknya ada yang aneh dari vel, dia mulai gampang di atur. ku tatap pintu kamar mandi dia langsung mengetahui bahwa kusuruh mandi. dia juga cukup mandiri. hm, kenapa ya? aku tidak terlalu peduli dengan itu.
       ketika mengambil jemuran, pakaian ku satu tergantung diatas pohon! bagaimana bisa terjadi? kenapa hanya pakaianku? mau tidak mau harus ku ambil. di baju itu ada tanda tangan mark webber. asli loh. waktu itu ayahku ingin mendatangi mark webber dan memintanya tanda tangan. aku menyuruh ayah untuk mengambil bajuku tapi ayah malah salah ambil, ayah malah mengambil bajuku yang bergambar koala itu. dan bisa ayah lihat, muka mark webber heran mengapa gambar koala disitu. tetapi mark webber langsung menandatangani baju itu.
        bagaimana pun aku harus memanjat.
        Hap! kudapati baju itu. tetapi ada yang aneh. seekor ulat bulu mendatang mendekat ke arahku.
"arrrgghhh!!!!"
"ITUUUU!!!! ARRRRGGGHHHHH!!! ERRRRRR!!!!"
"kenapa, tar? kenapa?" tanya vel tiba tiba datang.
"ITUUUUU!!!! ITUUUUU JAUHKAN DARIKUUUU!!!!!" teriak putar. tidak mungkin ia berteriak "ulat" karna itu sangat menjijikkan.
vel malah masuk ke dalam rumah. eh kok gak nolongin sih?! emergency nih emergency, woi!!!!
vel datang kembali membawa gitar, cowok bodoh. kenapa sih malah bawa gitar?!?! tak lama kemudian ulat itu sudah tidak ada dihadapan putar. vel ikutan manjat diatas pohon.
"kamu ngapain disitu? turun cepet! ntar lagi hujan!" kata putar
"biarin aja, kan enak main air diatas pohon," kata vel sambil nyengir.
"enak apanya ntar kamu sakit, vel! turun cepet!" putar setengah berteriak.
"gak mau ah... aku mau nyanyi,"
kemudian vel nyanyi. tapi, setelah nyanyi dipertengahan ujan malah turun.
"tuhkan, aku bilang juga apa ntar lagi ujan, turun yuk,"
"sini vel gendong masuk kerumah," kata vel ketika sudah turun dari pohon.
"gak usah,aku bisa kok jalan sendiri," kataku, memang dihalaman banjir sekali.
ketika jalan, didepan putar terlihat lagi ulat bulu.
"ERRRR!!!!! ITUU LAGIIII!!!!"
"makanya jangan nolak pas tadi vel mau gendong kamu," kata vel.

---

vel cukup banyak perubahan, sangat gampang di atur. tapi sayang, waktu berjalan begitu cepat, sudah seminggu putar disini, dan sebentar lagi nyonya besar akan pulang.
tak lama kemudian, datanglah nyonya besar, bu Tiara.
"hai.."
"eh, hai" kata putar sambil tersenyum
"aku mendengar, katanya dede banyak berubah, ya?"
putar bingung, "aku tidak tahu bagaimana vel yang sebelumnya jadi aku tidak bisa membandingkannya,"
"oh oke maaf,bagaimanapun itu,aku sangat berterima kasih padamu, sungguh"
"tidak masalah," kata putar,senyumnya belum hilang,
lalu putar membawa kopernya dan memeluk pembantu pembantu disitu, tibatiba vel datang, "kamu mau kemana, tar?"
"aku udah selesai kerja," kataku aku tidak berani menatapnya.
"apa-apaan? liburan kan masih seminggu lagi! tidak! kamu harus tinggal dulu!" cegahnya
"dede.... putar sudah selesai kerja disini, kan kasian juga keluarganya mungkin merindukannya,"
"vel, aku disini hanya bekerja, hanya pengasuhmu selama seminggu, tidak lebih, aku bukan keluarga disini ataupun penghuni rumah ini, dan sekarang aku harus pulang," kataku
"putar....." vel memasang raut wajah sedih.
"jaga diri ya," kataku pada vel

---

"iya ma,ngga susah amat loh,"
"oh iya,aku mau ketemuan bareng tweenies dirumah gana,aku pergi dulu ya, ma" kemudian aku pamit ke mama ketika selesai menceritakan pekerjaanku.
sampai dirumah gana aku menceritakan semuanya, ketika asyiknya bermain, handphoneku berdering.
"halo?"
"oh,hai,kenapa?" kataku sambil tersenyum menerima teleponnya.
"oh? kapan?"
"malam ini? memangnya kamu diizinkan keluar malam ini?"
"oke. jam tujuh dirumahku? oke"
lalu bisa kulihat jelas tweenies heran melihatku.
"dari siapa?" tanya gana
"b...bbokap"
"bokap? terus lo bilang 'memangnya kamu diizinkan keluar malam ini'?"
"oh itu hehe..."
"bagaimana bayinya?"
"dia bayi berumur tiga tahun,"
"lalu bisa membedakan mana guci tujuh juta dengan tiga juta?"
"enggak,mamanya hanya berbohong,"
"kau bilang sering keluar malam?"
"oh itu... dia sering keluar malam,didepan rumahnya maksudnya, dihalaman rumahnya... orangtua mana yang tidak khawatir melihat anaknya main dihalaman jam tujuh malam?"
"tiga tahun? lalu menceritakan tentang cewek-cewek disekolahnya?"
"oh astaga,tadi ku bilang tiga tahun ya? aku salah bilang, dia itu berumur delapan tahun,"
"delapan tahun? lalu kau menyebutnya bayi?"

---

sial! aku dikunci dikamar mandi dan mendapatkan nomor handphone vel dihpku, untuk hanya kutulis "babymoon".
"oke sebaiknya kita bermain."
"bagaimana kalau truth or lies?" kata shinia
"tidak ada permainan seperti itu, bodoh" kata putar cekikikan
"bagaimana kalau..... truth or twist?"
"okey,"
"mulai dari aku ya.... menurut kalian enakan mana, krim diatas kue atau krim didalam kue?" tanya shinia
"serius, shinia!" seru gana
"gue serius atuh,"
"hmm,kalo aku suka krim diatas kue karena lebih......unik," sahut putar
"gue lebih suka inside cake, because.... like a secret gitu deh," gana ikut menjawab.
"sepertinya giliranku untukmu shinia," gana menatap shinia kemudian berganti ke putar, "siapa yang lagi deket dengan kalian sekarang? sama siapa terakhir kali kalian jalan?"
"kalo berputar berapa kali?" tanya shinia
"berputar dua puluh kali tanpa istirahat dan......akan kuputar lagu keroncong,"
"gue gak suka keroncong, gana,"
"yasudah,tell me,"
"huft,gue teh sebenernya ingin cerita tapi kalian jangan benci gue ya plis, plis," kata shinia, "gue lagi deket sama reu,"
"bukan reu si rimba kan?" tanya putar
"bukan reu si jagad kan?" tanya gana
"ya-ya. reu si rimba, reu si jagad, kemarin gue jalan ama dia,dia nembak gue dan.....gue nggak.....gue nggak....nggak.....nggak bisa nolak! dia itu baik banget, plis atuh kalian jangan marah,"
seketika dunia hening.
"oke cukup mengagetkan,tapi," gana menatap putar, "sepertinya kau lebih menarik,"
"tell me please, bagaimana mungkin ketika kami menelpon babymoon itu yang angkat malah bison?"
"oh.... kakak nya yang ku asuh selama ini adalah bison,"
"terus? kalian serumah?"
"yup,segenteng"
"cuma itu?"
"cuma itu?
"cuma itu? jelaslah mau apalagi?"

---

"bisa kuminta ambil lilin dengan piring?" pinta vel ketika berada diambang pintuku.
"itu kejutan,"
"mas,mas tolong tanda tangani ini dong,yang ini untuk eca ini untuk yuri ini emm siapa ya?" vel tertawa melihat tingkah laku sepupuku yang gila ini.
"pin!?"
"ayolah,gue mohon kek"
"biar kuurus ini, kamu masuk dan ambil piring sama lilin,jumlahnya harus sama, ya"
ternyata vel mengajakku naik keatas kap mobilnya dan ditengah-tengah kami ada tujuh lilin. so sweet....
"kok diatas sini sih? ntar catnya rusak, loh" kataku
"tenang, palingan lima juta, aku biasa kan memecahkan guci tujuh juta?" ujarnya. ugh,dasar orang kaya.
lalu vel meletakkan tiga lilin didepanku dan tiga lilin didepannya lalu satu lilin paling besar diletakkan ditengah-tengah.
"ini....bukankah sekarang aku temanmu? jadi ucaplah permintaanmu kemudian tiup lilin ini, supaya aku tau permintaanmu saat ini,"
"apa sih? ini sama aja kita menyembah lilin lilin ini tau,"
"bukan gitu maksudnya putar.... kita tinggal minta permintaan kok, kalo dikabulkan ya bagus deh,syukur,kalo gak juga gak masalah,"
oke,ini tidak ada maksud apa-apa
"oke,"
"kau duluan," kata vel
"aku ingin, didunia ini tidak ada pertengkaran, jagad dan tweenies akan segeran berteman, rebonding galz gak lagi galak dan mozon gak lagi sombong," aku meniup lilin pertamaku dan setelah kubuka mataku, giliran vel.
"aku ingin dunia ini damai, semuanya akur, tidak kenal pertengkaran, jagad tidak lagi suka mengejek, dan..... tweenies.... semoga makin pinter,makin cantik,dan makin makin," vel langsung meniup lilinnya.
"aku ingin semua orang melewati hari hari berikutnya dengan penuh kehangatan,penuh cinta dan kasih sayang,"
aku meniup lilin itu dan kulihat vel sudah menutup matanya, "aku ingin cewek yang dihadapanku ini.... selalu melewati hari-harinya dengan baik, semoga dia di lindungi dan semoga dia dapat menghangatkan dunia dengan kasih sayang dan cintanya," sebenarnya putar sedikit kaget lalu putar membalasnya,
"aku ingin cowok yang dihadapanku ini..... selalu..... berhubungan dengan baik dengan ku..... selamanya,"
kemudian ini lilin terakhirku dan aku menunggu vel melewati lilin terakhirnya.
"aku ingin.....ngg.....cewek yang duduk dihadapanku ini..... akan menjadi..... kekasihku.....selamanya.....namanya putar fitriani," saat ini putar benar-benar kaget. apa?! vel menginginkannya untuk menjadi kekasihnya selamanya?!
"kalian teh ngapain teh diatas mobil teh? berduaan lagi sambil tatap-tatapan, masyaallah barusan ibu pulang dari pengajian teh eh ibu malah liat murid ibu berduaan disini, astagfirullah," tiba-tiba bu Lina datang dan melihat kita. aku langsung tertawa kecil melihatnya.

---

sekarang liburan telah habis, aku kembali masuk sekolah, dikantin, dan seorang cowok menemaniku, dia yang akan menjagaku, dia akan melindungiku selamanya. begitulah ikrarnya sebelum kuterima perasaannya.
lalu aku menghampiri ceri yang duduk didepan mejaku.
"gue kembaliin i-Pad lo dengan satu syarat, gue minta maaf dan lo jangan lagi galak sama orang dan lo harus berbaur sama yang lain, setuju?"
"waduh ada yang ceramah nih hahahahaha," kata ceri pada teman-temannya.
"yaudah sih sayang, kalau dia gak mau sih gak usah dikasih lah," tiba-tiba datang vel merangkul putar.
"yaudah deh,terserah elo ya,yang penting gue udah minta maaf," kata putar lalu meletakkan i-Pad untuk ceri dimeja ceri. ceri hanya bisa menyaksikan itu, bagaimana mungkin putar dan vel pacaran? pikirnya.
aku jalan tibatiba vel menggelitikku,aku berusaha mengejarnya dan tiba-tiba kurasa aku menabrak seseorang. itu bu Lina astaga...
"kalian teh dimana mana pacaran ya? disekolah juga pacaran. gak bosen kalian teh?"
yang ditanya hanya nyengir kuda.
"ibu mau ikutan?" tanya vel
"ibu mah gak mau ikutan, ibu maunya sama suami ibu, ibu mah setia sama suami ibu,"
kemudian kami bertiga berfoto.
hari ini vel dan putar akan jalan-jalan. vel menghampiriku, "yuk...kita mau kemana?"
"sayang heulang, di pameungpuk garut, deket rumahnya pin,"
"oke,"

And love has just beginning....
It would start with beautiful.....
Without ending but immortal....

To someone that took my mind....
To someone that fill my heart....
To someone that had the best smile....

I love you....

---

sebenernya bkn ngakak. vel like a bencongz gitu hehehe.
but, I hope you like it. kesempurnaan hanyalah milik tuhan jadi maaf bila ada salah ketik,hehe.
Thank you For reading, guys.
gbu, barakallahu.
Love you my readers in my blog. xx