Sabtu, 20 April 2013

karna gue dikacangin ditwitter *ceritanyacurhat.
jadinya kesini deh.
nulis cerita..nya kadwita hehe.lagi buntu gabisa bikin cerita tp pen nulis.yeaaay.























kamu mengenalkan namamu begitu saja,uluran tanganmu dan suaramu berlalu tanpa pernah kuingatingat. awalnya,semua berjalan sederhana. kita bercanda,kita tertawa,dan kita membicarakan hal-hal yang manis, walaupun segala percakapan itu hanya tercipta melalu twitter dan pesan singkat.
perhatian yang manis darimu dan pembicaraan manis kala itu hanya kuanggap sebagai hal yang tak perlu dimaknai dengan luar biasa.

kehadiranmu membawa perasaan lain, hal yang berbeda yang kamu tawarkan padaku turut membuka mata dan hatiku dengan lebar. aku tak sadar,bahwa kamu datang memberi perasaan aneh. ada yang hilang jika sehari saja kau tak menyapaku. tiap hari ada saja topik menarik yg kita bicarakan,sampai akhirnya kita bicarakan topik yang menyentuh; cinta.

kamu bercerita tentang mantan kekasihmu dan aku bisa rasakan yang kau rasakan. aku berusaha memahami kerinduanmu akan perhatian seorang wanita. sebenarnya, aku sudah memberi perhatian itu tanpa kauketahui.
mungkinkah perhatianku yang sering kuberikan tak benar terasakan olehmu?
aku mendengar ceritamu lagi,hatiku bertanya tanya. seorang pria hanya menceritakan perasaannya kepada wanita yang dia anggap dekat 

aku bergejolak dan menaruh harapan. apakah kau sudah menganggapku sebagai wanita spesial meskipun kita tak memiliki status dan kejelasan?
senyumku mengembang dalam diam. segalanya tetap berjalan begitu saja, tanpa kusadari bahwa cinta telah menyeretku kearah yang mungkin saja tak kuinginkan.

saat bertemu kita tak bicara banyak. hanya sesekali menatap dan tersenyum penuh arti. ketika mentionan ditwitter,mengirim lewat pesan singkat, kita begitu bersemangat, aku bisa merasakan semangat itu melalui tulisanmu. sungguh aku tak percaya, semuanya akan berjalan secepat dan sekuat ini. aku terus meyakinkan diriku sendiri, bahwa ini bukan cinta. aku terus memercayai bahwa candamu,perhatianmu,dan caramu mengungkapkan pikiranmu adalah dasar nyata pertemanan kita. ya,hanya sebatas teman, aku tak berhak mengharapkan yang lebih.

aku tak pernah ingin meningat kenangan sendirian, aku juga tak ingin merasakan sakit sendirian,tapi nyatanya......

perasaanku tumbuh semakin pesat,bahkan sampai tak terkendalikan. siapakah yang bisa mengendalikan perasaanku? siapakah yang bisa menebak perasaan cinta jatuh diorang yang tepat atau salah? aku tidak sepandai dan secerdas itu, aku hanya manusia biasa yang merasakan kenyamanan dalam hadirmu. aku hanya wanita yang takut kehilangan seseorang yang tidak pernah kumiliki.

salahku memang jika mengartikan tindakanmu sebagai cinta. tapi,aku juga tak salah bukan jika kamu juga memiliki perasaan yang sama? kamu sudah jadi sebab tawa dan senyumku. aku percaya kau tak mungkin membuatku sedih, dan kau tak akan menjadi sebab air mataku. aku percaya kamulah kebahagiaan baru yang  akan memberiku sinar yang paling terang. aku sangat memercayaimu,sangat! dan itulah hal terbodoh yang harus kusesali.

ternyata,ketakutanku terjawa sudah, kamu menjauhiku dengan alasan yang tidak jelas. kamu pergi tanpa ucapan pisah dan pamit. aku terpukul dengan keputusan yang tak kau sampaikan kepadaku. tapi,pantaskah aku marah?aku tak pernah jadi siapa siapa bagimu, mungkin aku hanya persinggahan; bukan tujuan.
kalau kau ingin tahu, aku sudah merancang barbagai mimpi indah yang ingin kuwujudkan bersamamu. mungkin suatu saat nanti, kalo tuhan mengizinkan, aku percaya kita pasti bisa saling membahagiakan.

aku tak punya hak untuk memintamu kembali, juga tak punya wewenang untuk memintamu segera pulang. masih adakah yang perlu kupaksakan jika bagimu aku tak pernah jadi tujuan? tidak munafik,aku merasa kehilangan. dulu,aku terbiasa dengan candaan dan perhatian kecilmu namun segalanya tibatiba hilang menguap, bagai asap rokok yang hilang ditelan gelapnya asap malam.

sesungguhnya ini juga salahku yang bertahan dalam diam, meskipun aku punya perasaan yang lebih dalam dan kuat, ini bukan salahmu juga bukan kesalahannya. tapi, tak mungkin matamu terlalu buta dan hatimu terlalu cacat untuk kau tau bahwa aku mencintaimu.

aku harus belajar tak peduli,aku harus belajar memaafkan,juga merelakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar