Senin, 29 Juli 2013

hiii. I want to write something(?)

last letter
"Apakah ada yang tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai? aku tahu"
"aku memang baru mengenalnya, tapi rasanya aku sudah mengenalnya seumur hidup, Dan tiba-tiba saja aku sadar dia telah menjadi bagian yang sangat penting dalam hidupku"

very sad.

"Hidup ini sungguh aneh, juga tidak adil. suatu kali hidup melambungkanmu setinggi langit, kali lainnya hidup begitu keras mengempaskanmu kebumi. Ketika aku menyadari dialah satu-satunya yang paling kubutuhkan dalam hidup ini, kenyataan berteriak keras ditelingaku, dia juga satu-satunya orang yang tidak boleh kudapatkan. kata-kataku ungkin terdengar tidak masuk akal, tetapi percayalah, aku rela melepaskan apa saja, melakukan apa saja, asal bersamanya. tapi, apakah manusia bisa mengubah kenyataan?

"Satu-satunya yang bisa kulakukan sekarang adalah keluar dari hidupnya. aku tidak akan melupakan dirinya, tetapi aku harus melupakan perasaanku kepadanya walaupun itu berarti aku harus menghabiskan sisa hidupku mencoba melakukannya. Pasti butuh waktu lama sebelum aku bisa menatapnya tanpa merasakan apa yang kurasakan setiap kali aku melihatnya. mungkin suatu hari nanti--aku tidak tahu kapan--rasa sakit ini akan hilang dan pada saat itu kami baru akan bertemu kembali.

"sekarang... saat ini saja.... untuk beberapa detik saja... aku ingin bersikap egois. aku ingin melupakan semua orang, mengabaikan dunia, dan melupakan asal usul serta latar belakangku. tanpa beban, tuntutan, atau harapan, aku ingin mengaku


"aku mencintainya.."

- - - 


Saat itulah secuil kendali diri Tara yang rapuh akhirnya hancur berkeping-keping dan tangisnya pun pecah. Ia membenamkan wajahnya dalam kedua tangan dan tersedu-sedu. Seluruh tubuhnya berguncang keras. Ia membiarkan isakannya, sedu-sedunya, air matanya tumpah keluar. Ia tidak bisa menahannya walaupun ia ingin. Ia hanya berharap dengan sepenuh hati, walaupun rasa sakit dan kepedihannya juga akan berkurang, walaupun sedikit. karna ia sungguh tidak tau apalagi yang bisa dilakukannya terhadap lubang besar yang menganga didalam dadanya. tempat hatinya dulu berada.

Tara mulai terisak "jangan marah kepadaku kalau aku menangis sekarang" Ia menggeleng. "biarkan aku menangis hari ini saja" Ia menarik napas dengan susah payah. "dengarkan aku, tidak perlu mengkhawatirkan aku. aku akan baik-baik saja. kau dengar aku, Tatsuya? aku baik-baik saja. Mungkin butuh waktu, tapi akan baik-baik saja. kau boleh lihat sendiri nanti. kau akan lihat tidak lama lagi aku akan kembali bekerja, tertawa, dan mengoceh seperti biasa. aku janji."


- - -


Tuhan, tolonglah dia... Ia tidak bisa memberitahu gadis itu bahwa mereka punya ayah yang sama.


- - -


kemudian ia membisikkan pengakuan "papa...papa...papa... aku mencintainya"


- - -

"berjanjilah padaku, kau kan baik-baik saja" katanya

Hatinya sakit sekali ketika memeluk Tara, tapi jauh lebih sakit ketika ia melepaskan pelukannya. tidak apa-apa... saat ia meninggalkan Paris, hatinya tidak akan sakit lagi, Ia yakin itu. karna pada saat itu, hatinya juga akan mati, tidak akan merasakan apa-apa lagi.

"aku dan segala yang kuinginkan dalam hidup..."

"terima kasih" ucapnya bergetar. tangannya juga "terima kasih atas semua yang sudah kau lakukan untukku. aku selalu senang bersamamu. kau membuat segalanya menyenangkan. saat-saat bersamamu adalah saat yang membahagiakan. aku selalu mengira saat itu akan bertahan selamanya"


Bolehkah ia bersikap egois sekarang? Bolehkah ia meminta Tatsuya agar tetap bersamanya? Ia menatap Tatsuya dan matanya lebar. Apakah ia salah liat? tidak.... sebelah mata Tatsuya sepertinya basah.

Tatsuya menangis! Tatsuya bisa mendengarnya....


- - -

pretty sad is not it?
I don't know do you think.
I think, this very sad, really.
love each other but have the same father:'-)


- - -










Tidak ada komentar:

Posting Komentar