Rabu, 10 April 2013

hai
hai juga
lagi apa?
on aja,lu?
oh,sama
ohehe
RT
basi-_-


















Sella gak bisa berhenti mondar mandir.
dia gelisah, menunggu kabar Rio yang sedang dirawat dirumah sakit karena kecelakaan.
dua menit
tiga menit
lima menit.....
dokter belum keluar juga,sella takut terjadi apa apa sama rio.
akhirnya dokternya pun keluar.
"gimana dok? gimana hasilnya?" kata sella
"hmm..." dokter menatap sella "anda siapanya ya?"
"pacarnya, dok"
"ohm...rio gapapa,dia cuma mengalami benturan keras,tapi tak perlu dikhawatirkan"
"alhamdulillah...boleh saya masuk dok?" tanya sella
"oh iyaiya silahkan"


"hai..gimana perasaan kamu?baik kan?" tanya sella pada rio
"ngapain sih lo disini?"
"aku cuman pengen nemenin kamu kok" kata sella sambil tersenyum lembut.
"gak usah deh" kata rio singkat
"kamu gak laper?nih aku beliin nasi goreng kesukaan kamu"
"hmm..." sella memegang plastik yang berisi nasi goreng itu "udah gak hangat lagi,gapapa kan" sambung sella.
rio hanya diam.
mereka berdua diam,sella berusaha membuka topik,tapi dia masih bingung.
"lo ngapain disini sih?! udah deh,pulang sana, bego banget,diluar mendung ntar lo kehujanan gimana" kata rio dengan nada membentak.
"yauda deh,aku pulang dulu yaa"
sella pun keluar dari ruangan itu.

seminggu kemudian.

Sella keluar membuka pagarnya,sambil berjalan dengan riangnya karena hari ini rio udah keluar dari rumah sakit.
sampai disekolah,sella belum juga melihat rio.
"eh liat rio gak?" kata sella pada syifa,temannya.
"kayaknya belum dateng deh sell,"
"oh gitu ya"
rio kemana sih,lama banget datangnya...apa mungkin belum datang yaa....
sella terpaksa nyari rio dikelilling sekolah.
ternyata gak ada.
"mungkin gak dateng kali sell,siapatau aja dia mau istiraha dulu" kata syifa.
"iya kalli yaa" kata sella

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi.

Kebetulan sella dan rio tetanggan.
sella juga dikenal baik sama orangtua rio.
"eh sella,tumben mampir,mau nyari rio ya?"
"eh iya tante..ada gak?,"
"tadi lagi keluar,ada apa?"
"hmm...gak cuman mau ketemu aja,yaudah aku tunggu disini boleh gak tant?"
"oh boleh dong sayang"
tak lama kemudian,
rio datang.
"abis diantar sama siapa?"
"mantan gue,kenapa? ngapain lo disini?!" tanya rio
"cuman mau ketemu kamu kok" kata sella sambil membentuk senyum dibibirnya
"lo itu baru pulang sekolah,ntar lo kecapean gimana?! bego banget sih"
"gapapa kok,kangen aja sama kamu" senyum sella belum juga pudar
rio pun masuk kedalam kamarnya.
"kamu lagi berantem ya sama rio?" tanya tante mawar,mama rio.
"gak kok tant,kayaknya rio lagi cape aja,yaudah deh aku juga mau istirahat,pulang dulu ya tantee" setelah pamit sella pun jalan.



Esok harinya.

Saat jam istirahat sella hanya duduk dikursi taman sekolahnya tanpa ditemani syifa.
disana ramai sekali.
saat ditengah tengah keramaian sella melihat rio, sebenarnya rio juga melihat sella tapi hanya sekilas.
sella berusaha mengejar sosok rio.

"kamu kok akhir akhir ini cuek sih?" tanya sella.

rio heran. "emang kenapa? lo kan cuma sebatas pacar gue bukan istri gue,salah?"

"kapan sih kamu ngehargain aku?" tanya sella sambil tertunduk.

"apa? kapan? tiap hari kan gue sering ngehargain lo" rio makin heran.

"padahal apa yang tidak kuketahui tentangmu? semua hal tentang mu tak pernah kecil dimataku, aku selalu menghargai kamu, menghormati posisimu, bahkan aku sering perlakukanmu dengan baik walau kau tak menghargai" kata sella yang matanya mulai berair.

"cewek bodoh! jangan jadikan air matamu sebagai senjata pamungkasmu! lo cengeng, lo beda dari mantan gue,dia jauh lebih kuat!" kata rio dengan nada tinggi

"yaa.. aku memang tidak seperti mantanmu, aku memang tidak secantik dan setegar dia. aku memang tidak cerdas dan tidak semandiri dia. aku jelas jelas tak luar biasa seperti dia. tapi, dia hanya masa lalumu, sedangkan aku masa kinimu yang mungkin kau bawa sampai masa depanmu" sella menatap lurus rio,tak pernah rio liat sella seberani begitu.

"ya lo ga seperti mantan gue" kata rio singkat.

"aku memang tidak seperti mantanmu, aku adalah aku yang akan luar biasa dengan jalan dan pilihanku sendiri. kenyataannya kamu memang tidak bisa melupakan mantanmu dan masa lalumu" ujar sella.tatapannya tajam menatap rio.

"bukan urusanmu!"

"dan, aku kecewa pada diriku sendiri,kenapa aku sulit membuatmu lupa pada masa lalumu"

"masa lalu bukan untuk dilupakan,masa lalu ada untuk dijadikan pelajaran"

Mata sella memerah,cahayanya yang bening tak lagi bersinar dari bola matanya "dan aku juga kecewa pada diriku sendiri,kenapa aku sulit membuatmu jatuh cinta kepadaku dan melupakan mantanmu?"

rio tak tega melihat sella,naluri lelakinya keluar,yang tak tega kalo liat wanita menangis "sudahlah..." ucap rio pelan "jangan menangis"

"kita akhiri saja semua ini kalo memang kamu belum bisa melupakan masa lalumu. kita akhiri saja semua ini kalau kau masih merindukan masa lalumu. kiti cukupkan sampai disini, kalau masa lalumu lebih mampu membahagiakanmu"

"maksudku bukan seperti itu, sayang" dengan nada sok manja, rio menarik lengan sella "maaf ya?"

"percuma ada kata maaf jika kau tak mau berubah. percuma ada kata maaf ika kau terus melakukan kesalahan yang  sama. kembalilah ke masa lalumu, aku juga tak membutuhkan orang sepertimu dimasa depanku" cetus sella sambil menarik lengannya.

rio tak menyangka, bahwa wanita yang beberapa bulan ini disiksanya, kini menyiksanya dengan cara yang menyakitkan. hukum karma ternyata berlaku, jika seseorang menyakiti hati orang maka akan ada saatnya hatinya juga akan tersakiti, rio hanya mematung melihat sella.













rio terbangun dari kantuknya, ditariknya lagi selimut yang semalam menghangatkan tubuhnya. matanya menatap jam dinding,sudah pukul delapan pagi. ia menatap handphone, tak ada lagi pesan singkat dari sella, tak ada suara ketukan pintu dari luar, tak ada wanita yang tiap pagi menyiapkannya bubur ayam kesukaannya, tak ada lagi sella yang memerhatikan dirinya, rasa membutuhkan dan perasaan akan kehilangan baru ia rasakan setelah ia kehilangan.


rio menarik selimut,tubuhnya menggigil,demamnya tak juga turun. entah berapa lama hujan menari nari tadi malam, hingga dinginnya masih saja menusuk tulangnya. sosok sella yang ia harapkan tergopoh gopoh membawa obat dan air putih tak juga muncul. hanya detak jam dinding yang mendesah.

tak ada sella.

rio hanya menghela napas, ia menarik selimut menutupi wajahnya, ada gerimis kecil dimatanya, gerimis kecil itu namanya air mata,













nah itu salah satu cerita kak dwita,jleb kan...emang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar