Apa kali ini aku harus percaya padamu? Apa semua sapaan
hangatmu, bisa ku artikan; itu adalah cinta? Aku sudah lama mengenalmu.
Kaupun sudah lama mengenalku. Bahkan, aku sudah terlalu memahami hatimu.
Yang aku yakin bahwa hatimu hanya untukku.
Terlalu percaya dirikah aku? Tapi, bukankah sudah seharusnya saling percaya?
Aku takut. Aku takut mempercayai kamu yang dengan mudah
mengatakan rindu, dengan gampang berkata sayang, dan dengan lancar
mengungkapkan cinta; itu nyata. Benarkah? Atau itu semua hanya
kesenanganmu semata? Lantas, dimana kau sembunyikan kenyataan yang
sebenarnya?
Aku takut. Aku takut, jatuh jauh ke jurang yang sangat
dalam. Aku takut, kau tidak akan menolongku dengan kesesakan yang
kurasakan.
Aku takut, semua hanya kesenanganmu semata. Aku takut, kau datang, kau mencariku, hanya karena kamu kesepian.
Aku takut. Aku takut, kau tidak bersungguh. Seperti aku yang bersungguh-sungguh mencintaimu.
Apa aku memang ditakdirkan untuk kau sakiti? Apa aku tidak pantas untuk kau ajak menonton kenyataan yang asli?
Aku bisa menyebutkan seribu alasan kenapa aku mencintaimu.
Tapi aku tidak bisa menemukan satu alasanpun untuk tidak mencintaimu.
Jadi, bagaimana aku bisa pindah kelain hati? Apalagi meninggalkanmu?
Tidak. Tidak bisa. Bahkan untuk memikirkannya saja membuatku sesak.
Aku selalu disini. Selalu menunggumu bahkan selalu sedia
menemanimu. Masih maukah kau mengabaikan ku? Apakah matamu sengaja
kaubutakan untuk tidak melihatku?
Aku rindu yang dulu. Aku rindu sapaanmu yang dulu, aku
rindu tatapan hangatmu yang dulu, aku rindu genggamanmu yang dulu; yang
selalu buatku percaya. Aku rindu perkenalan sederhana kita yang lucu,
dulu.
Aku rindu semuanya.
Yang dulu.
Aku rindu semuanya.
Yang dulu.
Bisakah kita memulai lagi dari awal? Dari awal sewaktu kita
pertama kenal. Semuanya terasa menyenangkan. Bahkan, sedikitpun tidak
ada kesedihan di dalamnya.
Aku ketakutan dan sendirian disini. Kamu tak pernah hadir
disini disaat aku membutuhkanmu. Aku juga tak paham, pantaskah
kebersamaan kita selalu kuperjuangkan? Pantaskah sosokmu selalu
kupertahankan? Lalu dimana letak kepedulianmu? Ketika aku melihat, kau
yang mulai cuek, kamu yang sudah mulai membuat jarak; ketakutanku
semakin menebal.
Wanita baik pasti akan menuntut untuk diperhatikan, tetapi
tidak menjadikan dirinya sebagai pengemis perhatian. Tetapi, selama ini
aku tidak pernah menuntutmu untuk melakukan ini itu kan? Bukan berarti
aku bukan wanita baik, aku hanya tidak ingin merepotkanmu.
Kalo aku pergi dari hidup kamu, jangan tanya kenapa. Aku
yang seharusnya bertanya, kenapa sewaktu dulu aku masih ada dihidup mu
kamu menyianyiakan aku?
Aku ingin kau tahu bahwa aku mensyukuri hari aku
mengenalmu. Aku juga berterima kasih atas semua yang kaulakukan untukku.
Terima kasih karena telah menemniku selama ini. Terima kasih karena
tetap bersabar denganku walaupun aku cenderung bersikap tidak masuk akal
akhir-akhir ini. Aku tidak tahu kenapa kau bisa jatuh cinta pada orang
sepertiku. Tapi...... Terima kasih telah mencintaiku.
Dan...
Terima kasih pernah datang, lalu pergi. Terima kasih pernah
ada, lalu tiada. Terima kasih pernah menghibur, lalu kabur. Terima
kasih pernah meninggikan harap, lalu menjatuhkan. Terima kasih pernah
mendekat, lalu menjauh. Terima kasih pernah peduli, lalu tak acuh.
Terima kasih.
ok terimakasi kalian barisan para mantan dan semua yg pergi tanpa sempat aku miliki /plak /apasi
gadanta bgt ya, ini gue tulis sebagian hasil kegalauan gue sebagian dwitasari sebagian viccent sebagian quotes wkwkwkwk. bye
Tidak ada komentar:
Posting Komentar