Sabtu, 04 Juli 2015

sorry ya guys guys blog gue gajelas gini banyakan galau keanya._.
tapi kalo lo scrolldown banyak ko cerpen cerpen pake uname anak parody tp yg old si skrg mah udh byk yg deact atau ga ganti uname wkwkwk ah cerpen nya juga gajelas si sbnrnya. gabakat gue woe maklumin lah: (

sekian cucrcol dari mpir
curcol ini dipersembahkan oleh /sensor
deng deng deng
rcti satu untuk semua.
HALOOOO


ada yang askot makassar? oke post gue kali buat yang askot makassar aja ya wkwkwk tau bolang mks kan? tau dong, kalo saya bolang mau jko jadi vina rudding?xd
ok ini ada sedikit tentang zodiak bahasa makassar versi onthecrot tapi tenang gue translatein kok wkwk

Gemini: suka bergaul, ka'doro ki, nda ditauki biasa apa mauna, kapedeang, gampang lappo kalo di kompa-kompai
(suka bergaul, suka marah2 gajelas, gajelas maunya apa, kepedean, gampang meledak kalo dikomporin)

Cancer: pendiam, sannang sannang kodi, suka sendiri, kalo adami nasuka yah itu terusmi na suka. (pendiem, sannang sannang kodi itu gimana ya ngomongnya ah gatau lah wkwk, suka menyendiri, kalo suka sm org yah sukanya sm itu terus sampe mampus)

 Leo: pintar pintar tolo, kadang sotta, mau terus upa', suka main-main, sanna rewa na.
(pinter pinter goblok, kadang sotau, gamau rugi maunya untung terus, suka main main, suka berantem)

Virgo: kassa pattol, caritanaji heba', susah jalan sendiri, sanging iku'-iku' mami ditemanna, enak diajak curhat
(pinter bego2in orang, hebat dicerita doang, susah jalan sendiri, bawaannya ikut2 mulu ditemennya, enak diajak curhat)

Libra: kadang borro, kalo ada na cerita sarru sekali, tukang gea, nda na suka tempat rame
(borro gue lupa artinya apa, kalo cerita tuh lebay banget, tukang kompor2in, gasuka tempat rame)

Taurus: rantasa, kadang kepala batu, matre, susah diam ditempatnya, pengertian, romantis sama pacarnya
(jorok, kadang kepala batu, matre, susah diem ditempat, pengertian, romantis sm doi. aslai)

Aries: sksd, biar bukan temanna nabilang tonji temanna, tiba masa tiba akal, aslina lincah, penyayang keluarga
(sksd, biar bukan temen tp tetep aja bilangnya temen, tiba masa tiba akal, lincah, penyayang keluarga. aslai)

Sagitarius: tukang tebar pesona, tale-talekangi biasa kalo ada na liat cewe/cowo gammara, nda sabaran, cepat move on
(tukang tebar pesona, ceneh kalo liat cewe/cowo cakep, ga sabaran, cpt moveon. aslai(y))

Capricorn: kassa lecceng, pintarki, tinggi kali-kali na kurang bagi-bagi na, susah move on, datang-datangngangi/suka ragu-ragu
(gangerti gue lecceng itu apa, pinter, tinggi kali2nya kurang bagi2nya wkwkwk, susah move on, suka ragu2)

Pisces: dodongi, suka tunda apa-apa, gampang dipattol, perhatian sama semua orang
(semacem lemot, suka nunda sesuatu, gampang di begoin/ditipu, perhatian sama semua orang. aslai)

Aquarius: kuttu, suka na pabangka-bangka pacarna, sembarang biasa nabikin, sombereki
(malesan, suka kagetin pacarnya, kerjaannya gajelas biasa, blak2an)

Scorpio: kajili-jili kalo goyang, pa'bambangna tolo, sanna lalena, mengerti tentang cewe
(banyak tingkah, tolol, mesum nya kebangetan, ngerti tentang cewe)

kalo zodiak gue sih leo, lo?
serah si mau percaya apa engga, kalo lo percaya brti lo mirip pisces, gampang dibegoin xd
Aku menulis ini ketika aku sadar tak akan ada yang bisa di kembalikan seperti dulu lagi. Aku menulis ini ketika aku berpikir bahwa di sana kamu pasti telah menemukan seseorang yang baru. Seseorang yang bisa mencintaimu, memahamimu, dan mengerti keinginanmu lebih baik daripada aku. Rendahnya kepekaanku dan tingginya keegoisanku membuat kamu pergi dan menjauh. Seandainya, bisa kuputar kembali waktu, aku tidak akan membiarkanmu pergi dan akan menahanmu sampai Tuhan bosan melihat usahaku.

Aku yang sangat mencintaimu, mulai membiasakan diri akan keputusan yang selalu kau buat, . Setiap kausapa aku, setiap perkataan hangatmu, dan setiap perhatian kecilmu; aku percaya itu cinta. Beberapa minggu yang lalu, aku begitu percaya diri dan begitu mempercayai bahwa kamu hanya memiliki aku; aku satu-satunya di hatimu. Namun, ternyata, aku pun bisa salah. Kau mendadak pergi menjauh, entah, aku tak tau ke mana. mungkinkah kau singgah ke hati wanita lain?

Dulu, aku tak ingin mendengar semua perkataan teman-temanku. Aku mencoba menutup telinga pada setiap bisikan yang menjelek-jelekkan dirimu. Dulu, aku pernah mendengar perkataan temanmu, kau sangat mencintaiku. Apakah perkataan itu benar? Apakah bisa ku percayai? jujur saja, aku pernah mempercayainya. Karna aku juga sangat mencintaimu. Tapi, pada akhirnya aku tersadar, kau tiba-tiba saja pergi. Tiba-tiba menjauh. Dan aku sadar, kau sama saja seperti pria lain, kau lebih memilih pergi di saat ku sangat mencintaimu. Betapa bodohnya aku. Kebodohanku semakin lengkap ketika aku sudah sangat mempercayai kata temanmu. Seharusnya aku mendengar kata temanku. Kau pengkhianat. Aktor paling cerdas berakting.

Aku tak menyangka jika orang yang begitu halus membisikkan cinta, begitu manis mengucapkan rindu, dan begitu mudah berkata sayang adalah orang yang harusnya tidak kupercayai gerak-geriknya. Kamu tak tahu, betapa aku begitu tergoda akan kehadiranmu. Kamu tak sadar betapa aku membutuhkan dirimu. Kamu tak paham betapa cinta mulai mengetuk pintu hatiku dan aku mulai mengizinkan kamu berdiam di sana.

Sungguh bodoh. Mengapa begitu mudah menjatuhkan air mata untuk kamu yang tak pernah menangisiku? Mengapa rindu begitu sialan karena menjadikanmu sosok yang paling sering kusebut doa? Mengapa cinta begitu tak masuk akal ketika perkenalan singkat kita ternyata berujung pada hal yang tak kuduga? Kautak tahu betapa sulitnya melupakan perasaan yang sudah melekat, betapa tidak mudahnya menghilangkan kamu dari otak. Cinta ini datang begitu mudah dan entah mengapa membenci begitu susah.

Kalau kau ingin tahu seberapa dalam perasaanku, cinta ini seperti airlaut yang enggan surut. Aku telah tenggelam, sementara kamu yang berada di pesisir pantai hanya bisa melambaikan tangan dan menertawakan kesesakan ku. Apa yang bisa kau anggap lucu dari perasaan ini? Haruskah aku terus memperjuangkan mu? Kalau yang kau berikan hanyalah, harapan palsu, omong kosong, penghianatan, pengabaian; yang manakah yang harus kusebut kebahagiaan? Yang manakah yang bisa menghasilkan kebahagiaan? Bisakah kau sebutkan?

Harus ku buang kemana rindu yang sering berujung air mata ini? Haruskah aku bilang padamu, dengan mata yang sembab, dengan rambut yang berantakan, dengan wajah yang begitu lelah; hanya untuk memintamu kembali?

Seandainya semua bisa kembali seperti dulu lagi. Seandainya sapaan hangatmu masih bisa ku rasakan. Mungkin aku tak akan sesedih ini, seberantakan ini.

Baiklah. Kalau kau ingin pergi; maka pergilah. Tapi, berjanjilah padaku, kau tak akan kembali lagi. Asal kau tahu saja, ketika kamu sudah pergi, ketika aku tahu kamu tak lagi membutuhkanku, aku juga tak akan membutuhkanmu. Sekalipun kamu kembali padaku suatu saat nanti, mungkin pada saat itu pula aku sudah tak bisa menerimamu. Berjanjilah padaku, setelah ini, kau akan benar-benar pergi. Tolong sekali lagi katakan padaku kau takkan kembali lagi. Mengingatmu saja, sudah membuat dadaku sesak. Maka dari itu, mulai saat ini aku akan benar-benar mengizinkanmu pergi, karena aku juga tak membutuhkan orang sepertimu di masa depanku.

Tapi, mungkin suatu saat nanti kita akan bertemu kembali dengan jalan kebahagiaan masing-masing. Kau merangkul kekasih barumu dan memperkenalkannya padaku. Dan aku menggenggam erat jemari kekasihku yang berhasil menghapus mendung di hari-hariku.

Lalu, kita menertawakan masa lalu, betapa aku dan kamu pernah begitu lucu. Kemudian, lukaku bisa kau jadikan materi stand up comedy mu; tertawakan aku sepuasmu. Setelah itu, kumasukkan kau dalam sebuah tulisan; kusiksa kau sampai jera, kubiarkan kau jadi tokoh yang tertawa lebih dulu tapi menangis sekencang-kencangnya di akhir cerita.

Terima kasih untuk tawa yang kau titipkan pada setiap candaanmu di ujung malam. Sekarang, aku sadar, betapa sosok yang pernah membuatku tertawa paling kencang juga adalah pria yang bisa membuaku menangis paling kencang.



you knowlah ya ini ga sepenuhnya buatan gue, ada quotes dari dwitasari yg gue masukin. HEHE
makasi yg dah baca wkwkwk
Apa kali ini aku harus percaya padamu? Apa semua sapaan hangatmu, bisa ku artikan; itu adalah cinta? Aku sudah lama mengenalmu. Kaupun sudah lama mengenalku. Bahkan, aku sudah terlalu memahami hatimu. Yang aku yakin bahwa hatimu hanya untukku.

 
Terlalu percaya dirikah aku? Tapi, bukankah sudah seharusnya saling percaya?

Aku takut. Aku takut mempercayai kamu yang dengan mudah mengatakan rindu, dengan gampang berkata sayang, dan dengan lancar mengungkapkan cinta; itu nyata. Benarkah? Atau itu semua hanya kesenanganmu semata? Lantas, dimana kau sembunyikan kenyataan yang sebenarnya?

Aku takut. Aku takut, jatuh jauh ke jurang yang sangat dalam. Aku takut, kau tidak akan menolongku dengan kesesakan yang kurasakan.

Aku takut, semua hanya kesenanganmu semata. Aku takut, kau datang, kau mencariku, hanya karena kamu kesepian.

Aku takut. Aku takut, kau tidak bersungguh. Seperti aku yang bersungguh-sungguh mencintaimu.

Apa  aku memang ditakdirkan untuk kau sakiti? Apa aku tidak pantas untuk kau ajak menonton kenyataan yang asli?

Aku bisa menyebutkan seribu alasan kenapa aku mencintaimu. Tapi aku tidak bisa menemukan satu alasanpun untuk tidak mencintaimu. Jadi, bagaimana aku bisa pindah kelain hati? Apalagi meninggalkanmu? Tidak. Tidak bisa. Bahkan untuk memikirkannya saja membuatku sesak.

Aku selalu disini. Selalu menunggumu bahkan selalu sedia menemanimu. Masih maukah kau mengabaikan ku? Apakah matamu sengaja kaubutakan untuk tidak melihatku?

Aku rindu yang dulu. Aku rindu sapaanmu yang dulu, aku rindu tatapan hangatmu yang dulu, aku rindu genggamanmu yang dulu; yang selalu buatku percaya. Aku rindu perkenalan sederhana kita yang lucu, dulu.
Aku rindu semuanya.
Yang dulu.

Bisakah kita memulai lagi dari awal? Dari awal sewaktu kita pertama kenal. Semuanya terasa menyenangkan. Bahkan, sedikitpun tidak ada kesedihan di dalamnya.

Aku ketakutan dan sendirian disini. Kamu tak pernah hadir disini disaat aku membutuhkanmu. Aku juga tak paham, pantaskah kebersamaan kita selalu kuperjuangkan? Pantaskah sosokmu selalu kupertahankan? Lalu dimana letak kepedulianmu? Ketika aku melihat, kau yang mulai cuek, kamu yang sudah mulai membuat jarak; ketakutanku semakin menebal.

Wanita baik pasti akan menuntut untuk diperhatikan, tetapi tidak menjadikan dirinya sebagai pengemis perhatian. Tetapi, selama ini aku tidak pernah menuntutmu untuk melakukan ini itu kan? Bukan berarti aku bukan wanita baik, aku hanya tidak ingin merepotkanmu.

Kalo aku pergi dari hidup kamu, jangan tanya kenapa. Aku yang seharusnya bertanya, kenapa sewaktu dulu aku masih ada dihidup mu kamu menyianyiakan aku?

Aku ingin kau tahu bahwa aku mensyukuri hari aku mengenalmu. Aku juga berterima kasih atas semua yang kaulakukan untukku. Terima kasih karena telah menemniku selama ini. Terima kasih karena tetap bersabar denganku walaupun aku cenderung bersikap tidak masuk akal akhir-akhir ini. Aku tidak tahu kenapa kau bisa jatuh cinta pada orang sepertiku. Tapi...... Terima kasih telah mencintaiku.
Dan...

Terima kasih pernah datang, lalu pergi. Terima kasih pernah ada, lalu tiada. Terima kasih pernah menghibur, lalu kabur. Terima kasih pernah meninggikan harap, lalu menjatuhkan. Terima kasih pernah mendekat, lalu menjauh. Terima kasih pernah peduli, lalu tak acuh. Terima kasih.


ok terimakasi kalian barisan para mantan dan semua yg pergi tanpa sempat aku miliki /plak /apasi
gadanta bgt ya, ini gue tulis sebagian hasil kegalauan gue sebagian dwitasari sebagian viccent sebagian quotes wkwkwkwk. bye


Sabtu, 04 Januari 2014

HAIIIIII
THIS FIRST MY POST IN 2014 YEAYYYYY!!!!
HAPPY NEW YEAARRRR!!!!! *telatsih-_-


gua mau post apa yaaaaa?
gatau deng. gua cuma berharap di 2014 ini semoga betah di parodi, semoga parodi yg care/gak kacang semakin banyak.. yg gak kacang ya:))), semoga semua pard bisa membaca.... maksudnya baca aturan;)). semoga gaada deh pard yg agak rada gilz gitu udah tau dia cewe masa jadi pard cowo-_- yah pokoknya gitu deh gua gamau baca di tl gua ada gitugitu, gua juga gamau baca ada pard yg pura2 mati-_-haduuuh mau mati masih aja apdet:( udh dehya gue gamau ngebully karna wish gue yg selanjutnya gaada saling bully;) gua tau kok pard itu lebih kompak kalo giliran saling ngebully tp giliran kekompakan? coba aja buat hastag, pasti pard yg....yg apaya? gitu deh:/, dan wishnya para cewe kali ya ini, semoga gaada cowo php lagi(?) wkwk gaada pho juga yauda deh php pho itu gaterlalu penting, toh pard bukan tempat pcrn;) semoga gaada lg deh pard yg nulis di bionya 'jomblo' hahahaha anjir=))))) emang kalo lo nulis jomblo, langsung ada yg nembak lo gitu?=')))

yaudah deh yaaa, gua @asopirzhrtiara dan sekeluarga pengen minta maaf kalo punya salah selama di 2013 yaa. (cielah keluarga, emang udh punya keluarga pir? udh nikah? udh punya anak? hahahaha)

yodaah bayyy bayyy mwa.

Senin, 30 September 2013

FF? Maybe.

                           SADNESS


Player:
  • @Stiffazamora
  • @angolak_mokha
  • @ladashabrona
Genre: sad (judulnya aja udh 'sad'ness)

Length: oneshot

rada nyontek sih tp selebihnya gua karang pake otak, jadi kalo rada gajelas gitu maafin yea, pan yg nulis juga rada gajelas;)) ngetiknya pas mau tidur tapi tibatiba pen ngetik.langsung buka laptopdeh.kok malah curcol-__-

***

Entah sudah berapa lama ia berada di sini. tempat yang membuatnya sangat nyaman. walaupun hanya sendiri. di hadapannya terdapat coklat panas tapi tidak sepanas seperti namanya. tiba-tiba masuklah sepasang kekasih ke dalam cafe tersebut. ia tak berhentinya memandang sepasang kekasih tersebut. saat dulu, dia sering pergi bersama--bersama pacarnya--di sini. tapi, itu dulu. sebelum pacarnya meninggalkannya. 

Terlihat lagi seorang pria masuk ke dalam cafe. pria itu tak berhentinya memandang sepasang kekasih yang tadi masuk. sama seperti apa yang stiffa lakukan. pria itu membawa segelas kopi panas. mata pria itu tak lepas dari pandangan sepasang kekasih di sana. Tapi, yang dia lihat hanyalah cewek nya. Stiffa sudah bosan dengan pemandangan di cafe tersebut. dia hendak berjalan keluar tetapi dia merasakan ada yang basah.
pria yang tadi di lihatnya baru saja menumpahkan kopi di kaos nya.

"Kau itu berjalan pake apa? huh? bodoh!" stiffa melihat kaos nya yang tadi nya warna biru terang sekarang tak lagi menjadi terang.

"Minggir sana," kata pria itu. apa-apaan? dia baru saja menabrak stiffa, lalu setelah itu dia malah--? uh, pria bodoh!

"Apakah kau benar-benar tidak memiliki mata? kau baru saja menabrak seseorang, dan kau tidak lihat kau telah mengotori baju ku?"

"Kau bisa minggir tidak!?" bentaknya.

"Hey!"

"Kenapa? hah? kau.. jangan berbuat sensasi di sini. apakah kau--"

"Ya! aku pemilik cafe ini!"

Pria di hadapan stiffa ini bisa di lihat dia sangat kaget. apa yang akan dia lakukan? apakah dia akan meminta maaf padaku? apakah dia akan berbuat manis di hadapanku? atau.. apakah dia akan berlutut di hadapanku? pikiran stiffa mulai tidak jelas.

Semuanya salah. pria itu hanya menatap stiffa lalu berlalu. err, cowok macam apa itu?

***

Stiffa berjalan menuju taman. ini masih sore, dia hanya mau menunggu malam lalu melihat bintang. sore itu dia menatap lurus di hadapannya, hanya ada tanaman yang indah. angin tak berhentinya bermain dengan rambut stiffa dengan nakal.

Sudah mulai gelap. stiffa berjalan ke tempat biasa dia ingin menenangkan dirinya. dia baring di antara banyaknya bunga. lalu memejamkan matanya. dia tidak tau sudah berapa lama dia memejamkan mata, yang jelas saat dia membuka matanya kembali, seorang cowok menyebalkan yang kemarin ia ketemu di cafe ikut memejamkan mata di samping nya.

"Siapa yang memberitahumu tempat seperti ini?" tanya nya. ternyata namanya mokha. entah itu baju apa, aku melihat bajunya dan terdapat papan nama di sana.

"Apa peduli mu?" tanya stiffa lalu kembali memejamkan matanya.

"Apa yang kau cari?"

"Bintang."

"Kalau langit seperti ini, tidak akan ada bintang." ucap nya sedikit tertawa.

"Maafkan aku yang kemarin."

"Ku kira kau tidak kenal kata maaf." kata stiffa sudah tidak sedingin seperti tadi.

"Aku hanya terbawa emosi."

Stiffa lalu menoleh ke arah cowok itu. cowok itu hanya memandang langit biru yang gelap. kalo boleh jujur, cowok ini tampan juga. eh, pikiran macam apa itu!? dia kan kemarin sudah mengotori baju kesayangan ku! gumam stiffa.

"Aku yakin, kau pasti lihat seorang sepasang kekasih--yang--tidak berhentinya ku pandang."

"Hm,"

"Cewek itu adalah pacar ku."

"Omong kosong apa itu? dia kan memiliki pacar."

"Dia berselingkuh." kata mokha.

"Hm,"

"Aku sering mengawasi nya. bahkan, aku sering mengikuti nya kemana saja ia pergi bersama pacar nya."

"Hm,"

Mokha langsung membelalakkan mata nya. "Kau bisa membantuku?"

"Apa?"

"Bisakah kau menemaniku mengawasi nya? jika aku ketahuan, aku bisa berpura-pura berpacaran dengan mu. kumohon."

"Berani sekali kau meminta permintaan padaku,"

"Ya, aku minta maaf. tapi kumohon." ujarnya memelas.

Stiffa tak tahan melihat muka mokha. dan akhirnya, "Baiklah."

***

Hari ini, stiffa mengikuti mokha menuju sebuah restoran. dan tentu saja karna di sana ada lada--mantan pacar mokha. dapat di lihat dengan jelas, hati mokha sepertinya mulai panas melihat lada bermesraan dengan pacarnya.

Hari terus berjalan, stiffa terus mengikuti mokha. lama-kelamaan, stiffa merasa getaran yang hebat. dia mulai menyukai cowok ini. apalagi ketika cowok ini tersenyum. haish, pikiran macam apa lagi itu? jelas-jelas dia bukan apa-apa mokha. jelas-jelas mokha masih sangat mencintai mantan nya. dasar bodoh.

***

Stiffa berdiri di depan--tempat dimana orang-orang akan berakhir di sini. pemakaman.
"hai, aku datang. kamu apa kabar?" kata stiffa berlutut di hadapan makan mantan pacarnya.

"Aku salah menyukai orang ya? seharusnya aku tidak boleh mencari pengganti mu. karna hanya kamu lah di hatiku. kau boleh menghukum ku." kata stiffa sambil tersenyum. air yang dari tadi sudah sangat ingin keluar, sekarang keluar dari sarang nya membasahi pipi lembut stiffa.

"Aku merindukanmu." kata stiffa lalu pergi.

Hari ini, kata mokha, rencananya ia ingin pergi ke pub. karna mokha dengar, lada dan pacarnya akan pergi ke pub. sejujurnya, stiffa bukan anak begini, tetapi apa daya, dia sudah punya niat ingin membantu mokha.

Setelah beberapa lama, stiffa cukup bosan juga. mulai dari datang ke sini, tidak ada percakapan yang terjadi antara mereka berdua. stiffa mengaduk-aduk minuman di hadapannya lalu meminumnya lalu mengaduknya lagi dan meminunmnya lagi dan begitu seterusnya. mokha yang melihat tingkah stiffa jadi tidak enak.

"Kalau kau ingin pulang, pulang lah. kau butuh istirahat." kata mokha tanpa memandang stiffa.

"Huh?" stiffa menoleh, "tidak, aku tidak lelah."

"Kau tidak di cari pacarmu?"

"Aku sudah mengatakan padanya,"

"Pasti aku ditertawai habis-habisan."

"Pacarku bukan orang seperti itu,"

"Kau mencintai pacarmu?"

"Tentu saja. pertanyaan macam apa itu,"

"Pulanglah, jangan menyia-nyiakan orang yang mencintaimu, jangan pernah merasakan hal yang sama seperti ku,"

Stiffa tersenyum miris.

"Aku akan menunggu lada sampai ia pulang, dan lada pulang sampai esok." kata mokha

"Oh?" stiffa sedikit ragu, "Kalau begitu aku juga akan menunggumu sampai esok,"

Mokha mendengus cukup panjang. ia kesal dengan kekeras kepalanya stiffa. bukan apanya, yang ia takutnya hanya kalau nanti stiffa bosan dengannya ia takut tidak ada lagi yang menemaninya. tiba-tiba terdengar suara pecahan gelas dari meja lada. mokha langsung melihat ke arah itu, beberapa cowok bertubuh besar sedang mendatangi meja lada dan pacarnya. mokha ingin menolong tetapi di tahan oleh stiffa.

"Kau diam dulu. kau jangan bermasalah dengan cowok di sana, pikir dulu. bisakah kau melewati mereka? kau benar-benar--memang--tidak punya mata. kau tidak melihat tubuhnya?" kata stiffa.

Mokha lalu duduk berusaha tenang. tetapi, melihat lada di kasari seperti itu, mokha tidak terima. ia ingin menghampiri lada. tapi, di tahan lagi oleh stiffa.

"Mokh.. di sana kan ada pacarnya,"

"Tapi tetap saja, pacarnya tidak melakukan apapun, bego!" kata mokha lalu menghampiri lada. stiffa terdiam beku. sakit rasanya di bilang seperti itu. 'bego'. tidak tahukah dia kalo ini demi keselamatan mokha?

Setelah menunggu agak lama, mokha bukannya datang kembali menemui stiffa, melainkan dia keluar dari pub itu bersama lada. stiffa yang melihat kejadian tersebut hanya diam. terlalu sakit rasanya.

***

Esoknya, stiffa datang ke cafe hanya untuk melihat-lihat pekerjaan karyawannya. setelah itu, ia melihat di bangku sana terdapat... astaga, itu mokha dengan lada. oh jadi mereka balikan? terus aku harus bilang apa? selamat.

Mokha juga bisa melihat stiffa di sana. merasa tidak enak di abaikan, pacarnya itu sepertinya bertanya pada mokha, tapi walaupun begitu, stiffa bisa mendengarnya.

"Apakah kau mengenalnya?" tanya lada.

"Huh?" mokha menoleh, "Tidak, hanya saja kami pernah bertemu."

Apa-apaan? jadi selama ini dia menganggapku apa? memang benar-benar pria menyebalkan. tidak tau terimakasih.

Sepertinya mokha pindah tempat duduk, dia pindah ke sebelah kanan, sedangkan aku ke kiri. aku tidak memperdulikannya hingga seketika aku sadar seseorang memanggil ku dari arah kanan. yang jelas, bukan mereka.

"Oh hai!" aku datang ke arah itu. belas. dia adalah teman baikku ketika masih sekolah.

"Apakah kau mengenalnya?" ternyata sedari tadi belas melihat tingkah ku. dan ternyata, mokha mendengar pertanyaan belas.

"Tidak, hanya saja kami pernah bertemu," aku menjawab seperti jawaban mokha tadi pada pacarnya. mokha yang mendengar itu, hampir tersedak. dia tidak menyangka stiffa akan mengatakan seperti itu.

Setelah itu, stiffa pergi ke pemakaman mantan pacarnya.

"Hai. aku datang lagi," perlahan air matanya  mulai mengalir. hanya disinilah tempatnya bercerita panjang lebar.

"Aku benar-benar memiliki perasaan yang salah. aku sempat ingin mencari pengganti mu tapi ternyata tidak segampang yang ku pikirkan. jelas-jelas dia sudah punya pacar kan? dia sangat mencintai pacarnya kan? aku sangat bodoh, bukan?"

"Berkali-kali aku berkata dalam hati bahwa perasaan ini tidak ada salahnya, tapi sepertinya takdir sudah berkata lain. dan.. tidak ada manusia yang bisa melawan takdir, kan? aku sempat berpikir. jika aku dan lada dalam keadaan gawat, siapakah yang akan mokha tolong terlebih dulu. dan aku menemukan jawabannya ketika di pub waktu itu,"

"Bodoh sekali ya aku berpikiran seperti itu. tentu lada yang akan dia tolong! kau memang tidak tergantikan. ku mohon kembalilah. aku membutuhkanmu. aku sangat merindukanmu. kalau kau tidak ingin datang, izinkan aku menyusulmu di sana," lalu stiffa terisak. suaranya sangat parau. sampai akhirnya dia tidak sadar dia terlelap di sana. dia terbangun karna merasakan sentuhan. apakah mantan pacarnya?

"Kau..." stiffa bersemangat untuk bangun, tetapi ternyata salah. bukan dia lah yang ada di sana. melainkan mokha.

"M... Mokha?"

"Ya. ini aku. aku tidak tau kalo makam bisa di jadikan tempat tidur,"

"Darimana kau tau aku disini?"

"Aku tadi ingin berbicara padamu, tapi kata orang di sana kau sudah pergi dan katanya biasanya kau ke sini."

"Dimana lada?"

"Entahlah,"

"Jangan membiarkannya seperti itu, nanti dia berselingkuh lagi," kata stiffa lalu ia menghapus air matanya yang sebenarnya sudah mengering.

"Aku sudah putus,"

"Pp..putus? apa-apaan? kau sudah susah payah mendapatkannya setelah itu kau melepaskannya begitu saja?" kata stiffa kaget. benar-benar cowok bodoh.

"Karna aku salah,"

"Salah?"

"Aku tidak tau kalau pacarmu... maafkan aku,"

"Tak apa."

"Se-berarti apa pacarmu?"

"Kenapa bertanya seperti itu?"

"Karna aku ingin menggantikan posisinya,"

deg.

Stiffa lalu memandang mokha. sebenarnya, apa yang dipikiran cowok ini? stiffa hendak berdiri.

"Kau mau kemana?" tanya mokha

"Tentu saja pulang."

"Kau tidak menjawabnya?" tanya mokha sambil tunduk. mungkin tidak ada lagi harapan yang disimpannya pada cewek ini.

"Hanya saja, aku tidak ingin kau menggantikan posisinya,"

mokha yang mendengar itu sudah tentu tau jawaban cewek ini.

"Tapi aku ingin kau menjadi mokha yang sebenarnya. aku ingin yang ada di hatiku mokha, bukan penggantinya," kata stiffa membuat mokha menatapnya bersemangat.

"Jadi.. kau tidak menolakku?"

"Aku berpikir, mungkin aku tidak punya cara untuk menolakmu." kata stiffa lalu tersenyum.

Mokha langsung saja berjalan mendekati stiffa lalu memeluk dengan erat cewek itu. lalu berbisik, "Aku mencintaimu,"

"Aku juga,"

***

end._.
happy ending sih..jadi rada gaseru ya-_- haha trs gajelas gitu ya haha-_-
bodo lah ya. hahaha.bye

Jumat, 13 September 2013

sejak awal aku sudah ragu, namun sepertinya takdir kita sudah di tentukan.
kau tersenyum padaku, di hari yang indah. tapi, mengapa air mataku menetes?
aku harap semuanya ini adalah mimpi yang membuatku tak bisa terbangun dan selamanya takkan berubah.
sungguh seperti mimpi.
kau sangat manis.
kata yang selalu terucap di bibirku.
saat melihatmu yang berjalan menjauh dari belakang. aku ingin tahu, apakah perasaanmu sama sepertiku?
aku tak bisa melupakan matamu yang berkilauan di bawah.
taburan kembang api di gelapnya malam.
kalau saja aku sedikit lebih dewasa, aku dapat mencium mu.
kupu-kupu, bawalah kami.
ke tempat seperti saat dimana aku melihatnya untuk pertama kali. saat mata kami saling bertatapan.
aku berharap perasaan ini salah dan berhenti memikirkannya.
mengapa setiap kali memikirkanmu air mata ini menetes?
aku mencintaimu, mencintaimu dan mencintaimu.
takkan cukup meskipun aku mengatakan 100 kali.
aku merindukanmu, merindukanmu, dan merindukanmu
ssaat aku memanggil, memanggil dan memanggilmu
wajahmu terus menerus muncul
saat aku berharap, berharap, dan berharap
akankah kau mengetahui perasaanku nanti?
hanya aku yang tahu tentang dirimu hanya aku orang yang mencintaimu
bertemu denganmu seperti keajaiban dunia bagiku
akulah yang memandangmu di sisimu.
bodohnya aku.
terlalu banyak kata yang tak bisa ku katakan.
kau tak bisa mendengarnya meskipun hanya sekali.
aku bukanlah orang yang mencintai apapaun yang di tunjukkan oleh siapapun di depanku.
meskipun namamu menjadi asing bagiku suatu saat nanti, hatiku akan mengingat semua kenangan itu.
meskipun perpisahan yang akan menyakitkan itu akan tiba.
jangan mengingat hal itu hari ini.
maukah kau memelukku lebih hangat, lebih dekat?
seandainya kau pergi.
kau pergi meninggalkanku.
aku selalu khawatir. aku seperti orang bodoh.
sungguh aku seperti orang bodoh.
hanya bisa memandangmu dan mungkin hatimu akan berpaling dariku
entah apa yang harus ku lakukan.
aku tak tahu.
aku tahu, yang menantiku hanyalah penyesalan.
aku telah belajar menjalani ini, setengah mati.
kau..
kesana kemari meninggalkan luka.
menambahkan daftar nama para korbanmu.
saat teman-teman kita membicarakanmu
semua itu hanya menyakitiku
terlalu mudah.
terlalu bodoh. tuk disadari.
kesombonganku, egoku, kebutuhanku, dan keegoisanku.
membuat pria kuat sebaik dirimu pergi dari hidupku.
meski sakit rasanya, aku yang kan pertama akui bahwa aku salah.
aku tahu mungkin terlalu terlambat bagiku.
tapi aku hanya ingin kau tahu,
ku harap dia membelikanmu bunga,
kuharap dia menggenggam tanganmu,
memberimu seluruh waktunya saat ada kesempatan,
mengajakmu kesemua pesta karna kuingat betapa kau senang berdansa.
apakah dia mencintaimu seperti cintaku padamu?
apakah kau lupa semua rencana yang tlah kau buat denganku?
seharusnya aku yang menggenggam tanganmu
seharusnya aku yang membuatmu tertawa
seharusnya aku, ini sungguh menyedihkan.
seharusnya aku.
seharusnya aku.
seharusnya aku yang merasakan ciumanmu
seharusnya aku yang membelikanmu hadiah
kau bilang perlu sedikit waktu dari kesalahanku
sungguh lucu kau gunakan waktu itu tuk menggantikanku
jika kau berusaha menghancurkan hatiku, kau berhasil karna kau tahu.
seharusnya aku.
aku kehilangan arah.
dan segera kau menunjukkannya.
aku tak bisa menangis, karna ku tahu dimatamu itu kelemahan
aku terpaksa berpura-pura tersenyum tertawa tiap hari dalam hidupku
hatiku tak mungkin terluka.
jika awalnya saja sudah tak utuh.
dan inilah... yang ingin aku katakan...
aku akan terbang ke dalam pelukmu. dan bersamamu. hingga akhir waktu.
mengapa kau begitu jauh?
kau tahu sangat sulit bagiku tuk mendekat padamu..
kaulah alasanku tetap disini.
kaulah orang yang tak bisa melihat ini.
mengapa kau begitu buta?




hahahahahahhahaha. haii i'm bored. so, i just sing a song:3
hm...so....hm... bye.
yeah, just it.

Rabu, 14 Agustus 2013

Supposing



Player: - @CakkazNuraga
           - @BarbieNataliu
           - @kilatputih
           - @Cakkwenurgagap

Genre: baca aja dah.

nb: untuk cerita ini gak ada fotonya deng. gue gaktau ngedit kak, sumpah;((. k-pop? pasti tau cerita ini. ini gue ambil dari radio star yang mini dramanya onew._.v abang gue, hihi;$

-

"aw," kurasa seseorang telah menabrak ku. koperku jatuh, aku menatapnya. ia mengambil kopernya lalu pergi tanpa meminta maaf. "apakah semua orang di sini begitu?" tanya ku.
Setelah sampai di hotel, aku membiarkan tubuhku jatuh di kasur. tadi adalah perjalanan yang sangat panjang. aku mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.
"uh..sudah berapa lama aku tidak mandi?" kataku sambil menaburi shampo di rambutku. setelah selesai mandi aku langsung menuju koperku mengambil baju. tetapi, ada yang aneh. kenapa semuanya baju laki-laki? tidak mungkin koperku tertukar sama cowok tadi yang menabrak ku. uh,ini nyata. kenapa harus begini?! aku membuka kopernya dan.. yap. akhirnya ku dapat juga nomor teleponnya. sebelum ku telepon aku mengambil bajuku yang lain, untung baju ku masih ada.
"halo?" sapa ku tergesa-gesa di seberang sana.
"halo?" terdengar suara laki-laki tapi sangat lemas.
"kau akan naik pesawat dari seoul ke roma kan?" tanya barbie.
"apa?"
"maaf,tapi koper mu terbawa aku," kata barbie.
"koper ku?" tanya di seberang sana.
"iya."
"kenapa?"
"astaga, kau belum melihat isi koper mu? ku rasa koper kita tertukar," ujar barbie
"hmm...." jawabnya masih lemas.
"uh, kenapa kau menjawab seperti itu? kau dengar kan? koper kita tertukar. kau mengambil koper ku dan aku mengambil koper mu."
"uuh...."
"orang ini kenapa, sih? a..aku akan mengambil koperku! jadi, ayo kita ketemu," kata barbie.
"baiklah."
"aku sedang berada di hotel roma, kau di mana?" tanya barbie.
"siapa yang kau tanya? aku?" dia berhenti sejenak lalu menghembuskan nafas, "aku lagi tidak di roma," jawab nya.
"aa.a..apa? apa kau bilang?"
"aku lagi tidak di roma," ia mengulangi kata nya.
"lalu kau di mana?"
"aku di venesia,"
"apa? apa katamu?! bagaimana mungkin? bukannya kau turun di bandara fiumicino?"
"memang."
"lalu, kenapa kau berada di venesia sekarang?"
"sesampainya di roma, aku langsung naik kereta ke venesia,"
"aduh...bagaimana ini?! semua baju, barangku, uangku ada di tas itu.. semua barang ku ada di sana aku harus mengambilnya malam ini" kata barbie dengan nada tinggi memotong pembicaraan cowok di seberang sana.
"heh, aku juga! baju ku juga ada di koperku, dan... heh, notebook ku juga! apa yang harus ku lakukan malam ini.... tsssk! kenapa ini semua harus terjadi! uh.. karena sekarang sudah malam, kita ketemu besok saja." ujar nya.
"ah... lagipula, aku besok ikut tur vatikan kok... mau ketemu di mana besok?" tanya barbie.
"kau akan ke venesia juga kan?" tanya nya.
"ya, kenapa?"
"datang saja ke venesia,"
"aku?" tanya ku.
"kau kan mau ke sini juga, jadi kau saja yang ke sini. daripada aku yang ke roma lalu balik ke sini lagi." jawabnya enteng.
"tunggu, aku sudah punya rencana, tau!" jawab barbie
"ubah saja sedikit, kau kan memang mau ke venesia,"
"huh! kau kan laki-laki, kau saja yang ke roma,"
"apa hubungannya laki-laki dan perempuan dengan masalah ini? aku tak punya uang darurat, jadi aku cuma akan di hotel. pakai komputer disini. karena aku tak punya uang. aku akan menunggumu di venesia, oke?"
"hei!! semua barangku ada di tas itu!"
"hm? lalu? makanya aku bilang aku akan menunggumu sampai kau datang ke sini." jawabnya sangat amat enteng [(??)]
"sungguh...." ujar barbie dengan nada ketus, "bagaimana bisa ada orang semacam ini? OKE!! aku akan ke venesia besok, dimana kita ketemu?"
Setelah itu barbie menutup teleponnya. dia berjalan ke dapur mengambil minum dengan kesal. kesal karena orang itu. ugh, dia sudah membuatku badmood hari ini!.

---

"halo? aku di santa lucia," kata barbie ketika sudah sampai.
"oh, aku juga." kata orang di seberang sana. "kau memakai baju apa?" tanya nya.
"aku pakai baju warna merah,"
kata barbie sambil berjalan.
"ah, hei..." tiba-tiba seseorang berbicara pada barbie, membuat barbie kaget.
"kyaah!!! oh, kau membuat ku kaget," teriak ku.
"hm.. hei! apa-apaan ini?! kau merusak kuncinya?!" tanya nya sambil melihat kopernya yang ada di tanganku.
"kalau tidak di buka, bagaimana bisa aku mengetahui kopermu? bagaimana aku mengetahui nomor handphone mu?" kata barbie.
"ini baru saja ku beli tau," kata nya
"hei... sudahlah. mana koperku?"
"ini." lalu dia memberikan sebuah koper ke barbie. barbie baru menyadari ternyata koper mereka sama.
"kau tak lihat isinya kan?" tanya barbie.
"ku buka saja tidak. tapi, kenapa kau berkeringat banyak sekali? bukan kah tidak panas?" tanya cowok itu melihat wajah barbie yang di banjiri keringat.
"bukan urusanmu," kata barbie dengan ketus.
"kau juga pucat, kau sakit?"
"kita sudah dapat tas masing-masing, jadi aku akan pergi sekarang." ucap barbie lalu pergi.

---
"ayo kita periksa tas nya.... oh kamera ini bukan punyaku, ohoo ini milik cewek itu.
"halo," ucap cowok itu tegas.
"halo." kata cewek di seberang sana sangat lemas.
"aku orang yang kau temui tadi, tas."
"ah, iya."
"k..kk..kenapa suara mu seperti itu? kau sakit?" tanya cowok itu.
"hanya sedikit tidak enak badan, tapi ada apa ya?"
"ah, aku menemukan kameramu di tasku, jadi?"
"oh iya."
"tapi, apa kau sakit parah?"
"m..mm...tentang kameranya, karena aku tidak enak badan hari ini jadi kameranya ku ambil besok saja," ujar barbie
"kk..kau sudah minum obat?"
"ya."
"baiklah kita bertemu besok," kata cowok itu lalu menutup teleponnya.
Setelah pertemuan dengan gadis itu karena masalah yang bodoh, tasku tertukar dengannya. Cakkaz kembali melanjutkan aktifitasnya. kalo di bilang aktifitas itu sebenarnya salah sih, lebih tepat dia kembali melanjutkan liburannya. ya, dia sedang berlibur. tapi otaknya sama sekali tidak berlibur. dia terus memikirkan seseorang. tiba-tiba handphonenya berdering. ternyata, orang yang tadi dipikirkannya menelponnya.
"kita putus," kata kilat.
"eii... kau kenapa?" tanya cakkaz
"laki-laki yang pernah ku ceritakan padamu... aku akan ke rumahnya menemui orang tuanya,"
"huh? kilat...."
"aku sudah 30 tahun sekarang, keluargaku terus-terusan memintaku menikah," kata kilat memotong pembicaraan cakkaz.
"menikah lah nanti... kita juga akan... bukan kah sudah ku bilang aku akan menikahimu saat aku sudah lebih mapan......."
"kapan? hm? kapan?!?" lagi-lagi kilat memotong pembicaraan cakkaz.
"aku...aku..." cakkaz tak mampu berkata.
"sejak 3 tahun yang lalu kau bicara begitu terus, memangnya kapan kau berencana akan menjadi lebih mapan?!" kata kilat
"kilat...."
"aku akan bertemu orang tuanya, dan jika kalau berhasil... kami akan merencanakan tanggal pernikahannya,"
"aku pacarmu, bagaimana bisa kau berkata akan menikahi laki-laki lain di depanku nanti?" kata cakkaz
"aku sudah berpikir masak-masak tentang ini, dulu saat aku masih dua puluh tahunan, aku juga tak punya siapa pun selain kau, kau sangat berarti bagiku. tapi karena aku sudah 30 tahun, sekarang sudah berbeda." kata kilat.
"apa bedanya?" tanya cakkaz
"terkadang aku berpikir, apakah sebenarnya salah kita bersama selama ini..."
"kita saling menyukai, aku cinta kau, kau cinta aku, apanya yang salah?" potong cakkaz
"karena kita tidak bisa hidup di dunia hanya dengan cinta seperti anak kecil. kita tidak bisa bertahan hidup hanya dengan cinta, hanya lihat kedepan, dan hanya memimpikan masa depan dengannya."
"itu...." belum sempat cakkaz berbicara, kilat sudah memotongnya. [daging kalli dipotong(??)]
"melihat orang-orang di sekitarku mereka saling mencintai. tapi bukan berarti mereka berakhir dengan menikah satu sama lain,"
"jadi, kau akan bilang, kau akan menikah dengan laki-laki yang tak kau cintai itu?" tanya cakkaz
"hmm,"
"kenapa kau seperti itu? kenapa?!"
"kau...! apa yang kau rencanakan untuk membahagiakan ku? dengan hati cinta aku itu? kau bisa membuatku bahagia dengan itu dengan sisa waktu hidupku?" kata kilat dengan nada tinggi, "lalu kenapa kau tidak temui orang tuaku dengan percaya diri seperti yang kau lakukan sekarang ini, dan menikahiku? kau bisa? ha?" lanjut kilat.
cakkaz menghembuskan nafas pendek.
"tidak bisa kan? iya kan?" kata kilat.
"itu lah kenapa...." ujar cakkaz
"kau tidak bisa kan? katanya kau cinta aku, tapi tidak. bagimu, harga dirimu yang penting, kalau ini sulit, orang tuaku akan membantu kita. tapi kau tak menerimanya iya kan?!" kata kilat.
"itu..." cakkaz mulai berbicara dengan nada tinggi, lagi-lagi kilat memotongnya.
"itu apa?! harga dirimu lebih penting daripada aku. kalau kau benar-benar cinta aku, dan aku penting bagimu, harga dirimu takkan menjadi soal. dan juga, buruk kah menerima bantuan dari orang tuaku? langit akan hancur? atau harga dirimu akan jatuh ke tanah, begitu? cakkaz... jangan kita bahas ini lagi," ucap kilat.
"aku lelah berdebat, aku akan menjaga setiap saat yang sudah kita lalui sebagai kenangan berharga," lanjut kilat.
"kil...."
"ayo kita akhiri," ucap kilat
Telepon nya terputus. cakkaz lalu pergi ke sebuah taman, dan tidur di rerumputan sambil menatap bintang. sedih.

---

Barbie baru mendapat kabar dari cakkwe dan hari ini ia akan bertemu. jadi, pertemuannya dengan cakkaz di tunda. jelaslah. dia lebih memilih bertemu dengan pacarnya di banding orang asing.
"aku ingin ngomong sesuatu," kata cakkwe.
barbie tersenyum.
"kita harus mengakhiri hubungan ini," kata cakkwe
barbie tersenyum walau hatinya sangat kaget seperti sebuah batu memukul hatinya.
"maafkan aku, aku tidak bisa...." kata cakkwe
barbie masih diam, bibirnya masih tersenyum.
"aku akan menyuruhnya ke sini,"
barbie tersenyum.
"halo?" kata cakkwe berbicara dengan seseorang di seberang sana.
"sayang, kamu dimana sih?" kata cakkwe.
barbie masih tersenyum melihatnya.
"oke,kamu harus datang ke sini. cafe tempat biasa kita ngobrol berdua," kata cakkwe.
barbie masih saja tersenyum.
tanpa menunggu lama, seorang cewek menghampiri mereka.
"ini tunanganku," cakkwe memperkenalkan tunangannya pada barbie.
barbie tersenyum.
"dia siapa, sayang?" tanya cewek itu.
"dia sahabatku," kata cakkwe.
"oho... kilat." kata kilat sambil mengulurkan tangannya pada barbie.
"barbie," barbie membalas uluran tangan kilat sambil tersenyum.
"bulan depan aku akan menikah dengannya," kata cakkwe pada barbie lalu memandang kilat.
barbie masih tersenyum.
"kau tidak apa-apa, barbie?" tanya cakkwe.
barbie tetap tersenyum
hening.
canggung.
"baiklah, masih banyak yang harus ku urus, aku pergi dulu," kata cakkwe lalu pergi menggandeng tangan kilat.
setelah cakkwe dan kilat keluar dari cafe itu. tangis barbie langsung pecah. mumpung cafe ini sangat sepi, dia menangis sejadi-jadinya. bagaimana bisa dia mengatakan akan menikah bulan depan? apakah dia tidak sadar aku ini pacarnya? bahkan, bisa di lihat dari tampangnya, dia sangat tidak peduli. layaknya aku hanyalah debu. barbie tak berhentinya mengeluarkan air dari matanya. tulang-tulangnya seketika terasa lemas untuk bangkit.

---

"astaga, baru juga dua hari, kau sudah banyak memiliki perubahan. sudah sarapan? ayo makan bersama kalau belum," kata cakkaz ketika bertemu dengan barbie.
"oke,kameraku?" tanya barbie
"ini. kau sendirian? tanpa pacarmu?" tanya cakkaz
"pacar apa?!" tanya barbie
cakkaz tertawa kecil, "laki-laki di kameramu bukan pacarmu? kalian berdua kelihatan mesra sekali."
"kenapa kau melihat-lihat foto orang lain?!" kata barbie bernada tinggi.
"tidak....aku....karna itu bukan punyaku," ujar cakkaz
"apa-apaan itu?"
"aku hanya memeriksa, itu betulan punyamu atau tidak, kenapa kau marah? ayo sarapan. mau makan apa?"
Cakkaz dan barbie pergi ke sebuah rumah makan. setelah makan, mereka memutuskan untuk jalan-jalan ke sebuah mall.
"hem.." cakkaz berdehem, "bagaimana? sekarang kau sudah kenyang. mood mu sudah bagus, bukan?"
"ah begitulah..."kata barbie.
"ngomong-ngomong, kita belum berkenalan. aku cakkaz,"
"aku barbie. kau liburan sendirian?"
"ya, kau juga?" tanya cakkaz
"ya."
"ohoo...padahal ini bukan musim liburan,"
"ah, hanya saja.... aku benar-benar cemas."
"astaga.... kenapa kau cemas?"
"aku di campakkan pacarku padahal sudah 7 tahun," ujar barbie
"benarkah? wah..."
"apa-apan wah itu?"
"aku juga," kata cakkaz sambil tertawa kecil, "aku di campakkan pacarku, 7 tahun juga."
"hah?"
"kita senasib disini." ujar cakkaz.
"oo, jadi, itu kenapa kau liburan ke sini?" tanya barbie
"ya,"
"bolehkah aku tanya kenapa kalian putus?" tanya barbie [again._.]
lalu cakkaz menceritakan semuanya, cakkaz menceritakan bahwa kilat akan menikah dengan orang lain.

---

"hai kilat," kata cakkaz sambil tersenyum
"kau mabuk?"
"tidak...hanya sedikit....hidup susah.....bulan depan...." cakkaz berhenti sejanak, "kau menikah?"
"hmm...."
cakkaz menghembuskan nafas panjang.
"baru tiga bulan kita putus, haruskah aku memberi selamat?" tanya cakkaz.
"tak perlu," kata kilat sambil menatap cakkaz, "lupakan. kau tak perlu mengucapkan hal-hal semacam itu,"
"kurasa aku tidak bisa menyelematimu," kata cakkaz sambil tertawa kecil, "satu persen ketulusanku saja tidak ada,"
"aku tau," ucap kilat
"kau tau apa? kau memahami hatiku? hah? bilang putus dengan mudah lalu menikah 3 bulan kemudian," kata cakkaz, "kau... mana bisa kau mengerti perasaanku? bilang padaku, bagaimana perasaanku sekarang, hah?!" lanjutnya.
"bilang padaku!! kau tidak bisa!!" kata cakkaz dengan nada membentak.
"cakkaz. kau mabuk."
"tentu saja. aku baru saja minum. mana mungkin aku tak mabuk. setelah putus aku tak bisa melupakanmu jadi aku minum setiap hari dan berpikir apa salahku? setiap malam. tapi ternyata kau sudah menentukan tanggal pernikahan. yasudah."
"cakkaz.... jangan seperti ini, kita putus dengan baik-baik dan tak akan saling membenci, iya kan?" tanya kilat.
"hm..kau benar, kita tak saling membenci. lalu kenapa kita putus, hah?!" cakkaz tertawa kecil, "apa pernikahan sepenting itu untuk hidupmu?"
"kau mabuk berat. aku akan pergi duluan. dan lebih baik kau tidak menghubungiku untuk hal-hal semacam ini lagi." lalu kilat pergi.

---

hari ini, cakkaz dan barbie akan bertemu lagi, sudah berapa kali cakkaz dan barbie jalan bersama. dan ini adalah kesekian kalinya.
"hmm... so, jadi dia sudah menikah?" tanya barbie lalu dia menaiki eskalator.
"ya, dia menikah dua hari yang lalu,"
"ah... bagaimana.... kau baik-baik saja?"
"ya, lumayan." jawab cakkaz.
"ah... jadi begitu...."
"kenapa?" tanya cakkaz
"tidak, hanya saja... saat pertama kali aku menghubungimu kau seperti sama sekali tak punya semangat."
"ohh"
"bisa di bilang kau terdengar tidak merasa perlu mengambil kopermu. pokoknya kau terdengar tak baik,"
cakkaz tertawa kecil.
"jadi ternyata sesuatu seperti itu terjadi.." ujar barbie
"lalu bagaimana dengan pacarmu? kenapa putus?" tanya cakkaz
lalu barbie menceritakan semuanya kejadiannya bersama cakkwe sewaktu di cafe.
"ohh begitu.." kata cakkaz.
"begitulah kami putus,"
"lalu, sesakit itu?"
"ya, bahkan badanku terasa tak enak,"
"bocah itu hanya sampah," kata cakkaz lalu melanjutkan, "lupakan saja dia, ini sesuatu yang ku katakan untukku juga kok. lupakan semuanya, buang semua kemurunganmu."
barbie tertawa kecil, "aku juga inginnya begitu, tetapi 7 tahun bukan waktu yang mudah untuk di lupakan. telah banyak yang ku lalui bersamanya, aku tidak bisa melupakannya. membuatku sebal,marah, tak mudah di lalui. makanya aku beli tiket lalu liburan ke roma," barbie menghembuskan nafas, "mungkin aku akan berhasil melewati ini dan melupakannya,"
"hmm..." cakkaz berdehem, "walau apapun yang ku katakan padamu sekarang tak membuatmu nyaman, tapi kurasa dengan kenangan baru di waktu yang baru. dengan orang yang baru,"
"kau akan mampu melupakan orang itu dan semua kenangan tentangnya," lanjut cakkaz
"mm.. haha, kurasa begitu,"
"jadi dengan pikiran seperti itu kita akan pergi dan membuat kenangan bersama?"
lalu cakkaz dan barbie tertawa bersama
tiba-tiba handphone barbie bergetar. sebuah pesan baru saja di terima. saking asiknya memegang hp, barbie merasa, dia telah menabrak seseorang.
"maaf... eh? kilat?" kata barbie setengah kaget, kemudian ia menatap cakkwe yang ada di samping kilat.
"barbie?" cakkwe menatap cakkaz. "dia siapa?"
barbie langsung menggandeng tangan cakkaz. "dia pacar baru ku,"
cakkaz tersenyum. "kita bertemu lagi," lalu menepuk pundak cakkwe, "setelah pertengkaran sewaktu kita SMA dulu," ucap cakkaz lirih.
"cak...cakkaz?" kata kilat menatap cakkaz, "dia pacarmu?"
"yap," ucap cakkaz tersenyum.
"kau kenal dia?" kata barbie.
"ya," kata cakkaz sambil tersenyum.
"barb, aku ingin bicara,"
lalu barbie dan cakkwe menjauh dari cakkaz dan kilat.
"kenapa?"
"bagaimana mungkin kau pacaran dengan dia? dia musuh bebuyutan ku sewaktu SMA, bukan kah kau tau itu? tidak mungkin kau melupakannya,"
"aku ingat. memangnya kenapa kalau aku berpacaran dengannya?"
"ya, dia kan musuh ku!"
"apa hubungannya dengan musuh mu? kenapa kau melarangku berpacaran dengannya?"
"karena aku tidak suka!"
"aku akan menikah dengannya dua bulan lagi," kata barbie tidak sadar akan mengeluarkan kata itu.
"apa?!"
"apa hak mu melarangku? kau siapanya aku? bukan kah kau tidak ada lagi hubungannya denganku? sebatas teman pun tidak ada lagi. aku selalu mengsms mu. kau tidak membalasnya. menelponmu kau tidak mengangkatnya."
"maaf kan aku, aku...."
"ya-ya," barbie memotongnya, "aku tau kau pengantin baru, mungkin kau sangat sibuk," lalu barbie kembali mendatangi cakkaz, dari kejauhan cakkaz dan kilat juga sepertinya sedang berdebat.
"oh untunglah kau datang, kita pulang sekarang yuk," kata cakkaz lalu menggenggam tangan barbie dan tersenyum pada cakkwe dan kilat.
"dunia ini sangat sempit, bukan?" kata cakkaz
"ya, kau benar."
"maaf perkataan ku tadi, hanya saja...."
"ya aku tau," cakkaz memandang barbie. "aku juga.... ingin.... seperti itu.... kita lebih dari teman,"
barbie menatap cakkaz lalu tersenyum.

---

Setelah pertemuannya dengan cakkaz, kilat kebanyakan menyendiri. bahkan kebanyakan memikirkan cakkaz. dia salah. tak seharusnya dia meninggalkan cakkaz waktu itu. tak seharusnya dia menikah dengan cakkwe yang jelas-jelas hanya karna terpaksa. dia sudah terlambat. semuanya terlambat. aku menyia-nyiakan semuanya. kilat membaringkan tubuhnya, menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan menghadap ke kanan. pipinya basah. dia menangis. dia menyesal.

My eyes are screaming for the sight of you..
And tonight I'm dreaming of all the things that we've been through..
And I can't hold on to you..
So I guess I feel lonely, too..

---

end dec,hihi. kurang seru sih endingnya._.
but, I hope you like it. kesempurnaan hanyalah milik tuhan jadi maap kalo ada salah ketik,hehe.
Thank you for reading guys.
Love you my readers in my blog. xx